Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inquiry Based Learning pada Materi Campuran Homogen dan Heterogen di Sekolah Pelosok

22 Februari 2023   20:26 Diperbarui: 22 Februari 2023   20:28 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praktikum Sains (Sumber SD N 06 Ransi Dakan)

"Inquiry Based Learning pada Materi Campuran Homogen dan Heterogen

 di Sekolah Pelosok"

 

oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd,Gr.

SD N 06 Ransi Dakan, Kabupaten Sintang, Kalbar.



            Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mengaktualisasikan 4C. Yakni berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), berpikir kreatif (creative thinking), dan kolaborasi (collaboration).

            Penerapan dari keempat skill tersebut, menjadi kecakapan yang dapat digunakan menghadapi ragam perubahan yang terjadi.

           Seperti implementasi model pembelajaran yang dilaksanakan di SD N 06 Ransi Dakan, Kec. Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Sekolah yang berada di daerah terpencil ini menggunakan inquiry based learning (pembelajaran berbasis inkuiri) dalam materi sains atau ilmu pengetahuan alam.

            Pembelajaran inquiry based learning ini dilaksanakan melalui praktikum sains. Tepatnya di ruang kelas yang juga sebagai ruang laboratorium sains.

           Salah satu tujuan pembelajaran sains di kelas V tema 9 adalah memahami cara membedakan larutan homogen dan heterogen.

            Untuk memahamkan peserta didik pada materi campuran, maka cara yang paling efektif adalah peserta didik dan guru melaksanakan praktikum dengan model inquiry based learning.

Berikut ini adalah tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

* Tahap persiapan:

1. Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp), lembar kerja praktikum, ragam bahan/benda dari lingkungan 

    sekolah (air, teh, botol bekas, gelas, sendok)

2. Guru memberi kebebasan kepada peserta didik membawa ragam bahan/benda dari rumah (satu bahan/orang) seperti gula 

    secukupnya, kopi, garam, susu bubuk, tepung gandum, deterjen, tanah, pasir, minyak goreng, cuka, sirop, air di dalam botol, gelas 

    bening, sendok.

3. Menyiapkan kelas dengan mengatur posisi dan letak bahan praktikum di meja yang telah di susun.

4. Mempersiapkan empat papan tulis kecil untuk tiap kelompok

5. Guru dan peserta didik memakai jas praktikum sesuai SOP lab.

* Tahap pelaksanaan

1. Praktikum dimulai dengan doa serta arahan prosedur pelaksanaan

2. Guru membagi peserta didik ke dalam empat kelompok secara heterogen

3. Membagi lembar kerja praktikum sains ke setiap peserta didik di dalam kelompok

4. Menulis tabel praktikum materi campuran homogen dan heterogen di papan tulis

5. Guru mempraktikkan satu bahan, untuk praktikum ke-1, yakni pewarna makanan (hijau) dan air di masukkan ke dalam gelas, diaduk dan ditunggu sekitar 1 menit.

6. Guru menyuruh peserta didik untuk mengamati proses dan mengutarakan apa yang mereka observasi. Untuk efisiensi waktu, guru mencatat seluruh perspektif dan tanggapan siswa tentang hasil obeservasi yang mereka lakukan.

Ragam tanggapan muncul, yakni

*Air berubah warna menjadi hijau

*Air menyatu dengan pewarna

*Pewarna makanan larut di dalam air

*Air dan pewarna makanan menjadi satu dan tidak bisa dipisah

Praktikum ke-2,

*Guru memasukkan pasir ke dalam botol aqua gelas, mengaduk pasir tersebut di dalam air dan menunggu sekitar 1 menit. Peserta didik mengobservasi percobaan dan proses yang terjadi.

*Tanggapan yang muncul  dan dituliskan di papan tulis adalah:

*Pasir bergerak ketika di aduk

*Pasir tidak menyatu dengan air

*Pasir jatuh/ turun ke posisi bawah botol

*Pasir tidak larut dalam air

*Pasir masih bisa dipisah dengan air.

Foto 1. Praktikum campuran homogen dan heterogen (Dokpri)
Foto 1. Praktikum campuran homogen dan heterogen (Dokpri)

Setelah guru mempraktikkan dua bahan, giliran peserta didik untuk mempraktikkan seluruh bahan yang telah tersedia. Berikut beberapa bahan yang langsung dipraktikkan oleh peserta didik.

Praktikum ke-3

Air dengan minyak goreng (peserta didik memasukkan minyak goreng ke dalam air dan mengaduknya. Peserta didik dari tiap kelompok mengobservasi setiap perubahan yang terjadi. Beberapa tanggapan yang dinyatakan oleh peserta didik:

*Minyak mengapung

*Minyak goreng naik ke atas permukaan air

*Minyak terpisah dengan air

*Air tidak bisa menyatu dengan minyak dan larut

         Peserta didik di setiap kelompok bekerjasama untuk melaksanakan praktikum semua bahan yang dibawa. Menuliskan hasil observasi di buku praktikum sains serta mengisi lembar kerja praktikum.

Contoh,  lembar kerja praktikum sains SD N 06 Ransi Dakan

Dokpri
Dokpri

Tahap evaluasi

1. Setelah melaksakan praktikum diatas guru dan peserta didik menyimpulkan tujuan pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengingat kembali seluruh yang diamati dalam praktikum dan menemukan apa 

    sebenarnya "learning goals" atau tujuan pembelajaran pada materi tersebut.

Foto 2. Peserta didik mulai menemukan
Foto 2. Peserta didik mulai menemukan "tujuan pembelajaran" (Dokpri)

3. Hampir keseluruhan peserta didik menjawab bahwa mereka "praktik materi campuran yang larut dan tidak larut".

4. Guru setuju dengan simpulan peserta didik. Guru mengarahkan lagi peserta didik lebih spesifik ke tujuan pembelajaran yakni" 

     memahami campuran homogen dan heterogen. Atau guru menekankan istilah yang digunakan dalam sains.

     Campuran homogen adalah zat yang penyusunnya tersusun atau tercampur dengan sempurna. Campuran homogen disebut juga 

    dengan larutan.

    Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya masih dapat terlihat terpisah atau tidak larut.

5. Guru melakukan evaluasi secara keseluruhan dari segi proses dari observasi kegiatan. Memberi penilaian di lembar kerja praktikum   sains serta memperbaiki kekurangan pada buku praktikum sains.

Foto 3. Lembar kerja praktikum (Dokpri)
Foto 3. Lembar kerja praktikum (Dokpri)

           Konsep model inquiry based learning yang terjadi dalam praktikum di atas adalah bahwa guru mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri tujuan pembelajaran pada materi sains tersebut.

           Posisi guru tidak berfungsi sebagai pengajar dan menjelasakan, namun lebih kepada mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan sendiri apa yang menjadi tujuan pembelajaran.

           Ketika peserta didik mampu menemukan sendiri tujuan pembelajaran yang dimaksud, maka akan kekal diingatan peserta didik. Dibandingkan dengan penjelasan guru.

           Praktikum secara konkret membantu peserta didik untuk lebih memahami arah spesifik tujuan pembelajaran.

           Proses metode ilmiah juga terlihat dari aktivitas praktikum, yakni guru mencontohkan dan menyediakan pertanyaan pada lembar kerja praktikum, munculnya ragam hipotesis, merancang dan melaksanakan praktikum, analisis, pengumpulan data dan kesimpulan.

          Berpikir kritis dan kreatif, berkolaborasi dan berkomunikasi dengan peserta didik lain di dalam kelompok akan mempermudah proses penemuan "learning goals", sehingga proses pembelajaran berhasil.  

          Peserta didik juga mampu menjawab pertanyaan terbuka bersifat higher order thinking skill (hots). Hal ini terlihat dari aktivitas belajar yang penuh rasa penasaran serta hasil belajar yang di atas kriteria ketuntasan minimal.

Sekilas model pembelajaran di sekolah 3T

Semoga tulisan ini bermanfaat

Salam...

Referensi :

Amini, Risda. 2020. Pengenalan Laboratorium IPA SD. Kediri : Aksara Rentaka Siar

Daryanto dan Syaiful Karim. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava   

               Media.

Sudarsih. 2017. Benda-Benda di Sekitar Kita. Sukoharjo: Fokus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun