Mohon tunggu...
Julianto Supangat
Julianto Supangat Mohon Tunggu... Bug finder on all kind of agreement -

Nah inilah cacat bawaan semenjak lahir, selalu sulit mendeskrip kan who am I?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Energi Mencinta

28 Januari 2014   23:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:22 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Eits jangan salah!  Mencinta tidak sama dengan Bercinta.  Anda akan berasosiasi lain bila menggantinya dengan Energi Bercinta.  Mencinta tidak berurusan dengan syahwat seksual.  Bercinta tentu saja..., anda pasti salah satu ahlinya.

Pernah kagum dengan seseorang yang rela menghabiskan waktunya di depan laptop hanya untuk sekedar mencari penyebab error di antara tumpukan ribuan baris kode?  Energi apa yang dimilikinya hingga lupa waktu, lupa makan, lupa kuliah, lupa bekerja? Apa yang membuat mereka rela kehilangan waktu interaksi sosialnya, bahkan kadang berurusan dengan hukum ketika banyak pihak yang terusik dengan aktivitasnya itu?  Kalaulah energi itu tidak ada, maka dunia sudah pasti tidak akan mengenal nama-nama macam Mark Elliot Zuckerberg, Larry Page dan Sergey Brin, dan tentu saja Bill Gates!

Kenal dengan Abdul Rohim?  Bukan tetangga sampeyan.  Bukan yang itu!  Ini Abdul Rohim, anggota komunitas penyapu ranjau paku.  Energi apa yang ia miliki, hingga setia melakukan aktivitasnya membersihkan jalanan dari ranjau paku?  Meski kita tahu tak ada keuntungan sedikitpun dari aktivitas sosialnya tersebut.  Jangankan imbalan materi, ancaman fisik dari penebar ranjau paku justru sering dialaminya.  Bukannya semakin melemah, ancaman itu justru semakin menguatkan energinya untuk terus bergerak membersihkan ranjau paku di kawasan fly over Roxy, seputar Jalan Merdeka di lampu merah Jalan Majapahit, Gajah Mada dan Jalan Galur Jakarta Pusat.

Masih ingat dengan sepenggal adegan sinetron berikut ini:

“Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami meminta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.”
Demikian sepenggal tulisan yang tertera di secarik surat yang dibawa oleh Tommy. Surat itu ditulis sendiri oleh gurunya.  Tentu saja kalimat tanpa tedeng aling-aling yang dibaca Nancy Matthews Elliott membuatnya sakit, bak onak duri yang menusuk-nusuk hatinya. Beberapa lama kemudian, sambil meremas surat tersebut, Nancy bertekad dan bergumam, “Anak saya, Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia!”

Bagaimana seandainya wanita itu - Nancy ME - tidak memiliki energi mencinta?  Dunia belum tentu sebenderang sekarang.  Karena Tommy, anak yang sangat bodoh itu, kelak kita mengenalnya sebagai Thomas Alva Edison pemilik 1.039 hak paten, diantaranya adalah : lampu pijar, telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak.

Energi mencinta itulah kuncinya!  Semua dilakukan dengan cinta.  Tak masalah apapun profesi kita, bila kita cintai dengan sepenuh hati akan mengahasilkan karya yang bahkan membuat kita berdecak kagum pada diri sendiri. Karena cinta tak pernah bertepuk sebelah tangan.  Sungguh tak waras mereka yang bilang "cinta tak harus saling memiliki".  Karena bila kita mencintai sesuatu yang tak kita miliki , sesungguhnya kita sedang membangun ruang penderitaan pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun