Mohon tunggu...
Mas Anto
Mas Anto Mohon Tunggu... Psikolog - Bak seorang ordosentri, pagi selalu datang merampas kebebasanku untuk bermimpi.

Anggap saja argumen ini tidak lebih dari sekedar dalih klise semata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lokasi Istana Hedon milik Augustijn Michiels "Mayor Tjanje" di Citeureup - Landhuis Tjitrap

22 Februari 2020   13:46 Diperbarui: 1 Mei 2020   04:13 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Mas Anto, tukang ngarit.

Banyak sekali literatur yang menjelaskan secara implisit mengenai sosok Augustijn Michiels, atau yang akrab dipanggil Mayor Tjanje. Mulai dari naskah berita Bataviaasch Handelsblad, buku karangan Johan Fabricius  serta beberapa naskah online Belanda. Secara detail saya tidak akan menjelaskan disini langsung, namun secara kontemplasi agitisasi saya akan menyajikan secara umum tentang siapa Mayor Tjanje serta lokasi keberadaan rumah megahnya saat ini. Sebagian besar bangunan landhuis berada di dekat sungai, entah apakah karena agar mudah mendapatkan pasokan air, dapat menikmati suara gemericik air, memudahkan buang air? Namun memang demikian, sebagai contoh landhuis Cileugsi yang berada dipinggiran kali Cikeas, ada juga landhuis Rawasoedat yang berada di Wanaherang yang saat ini menjadi pabrik garment.

Keberadaan landhuis/Villa Tjitrap ini mungkin sebagian besar sudah diketahui oleh banyak pecinta sejarah. Jika Anda dari arah Jakarta, destinasi pertama yang harus Anda tuju adalah Polsek Citeureup. Lokasi gang masuk ke areal komplek villa ini ada diantara Polsek Citeureup dan gang masuk makam keramat Pangeran Sake. Disana Anda akan menemukan gang Bioskop Athom, disanalah letak gerbang utama masuk area komplek Villa Tjitrap milik Sang Tuan Tanah terkaya di pulau Jawa pada masanya. Mengalahkan G.W.C Van Motman dan Bosscha di Bandung. Bahkan kekayaannya berbanding 3000 kali lipat dari orang paling kaya se-Kanada saat itu, keluarga JD Irving berkat usaha sarang burung waletnya di Klapanunggal.

Keberadaan keluarga keturunan Mbok Sita saat ini sulit saya temukan di sekitar kediaman Mayor Tjanje. Mbok Sita adalah abdi dalem kepercayaan Mayor Tjanje yang setia menemaninya sampai nafas terakhir. Gang-gang sempit mewarnai sekitaran kompleks Villa Tjitrap sampai dengan kali Cikeas ini. Di dekat komplek Villa Tjitrap juga ada situs cagar budaya Pangeran Sake yang selalu ramai dikunjungi peziarah. Saya sempat kesasar di dalam pemukiman penduduk yang padat dan sempit. Sesekali berpapasan dengan abang siomay yang membawa gerobak di kanan dan kirinya, mau tak mau harus mengalah dan mundur teratur. Tidak disangka, dulunya daerah ini adalah taman dan kebun dengan rerumputan dan bunga yang tidak pernah kering, kursi kayu dan meja yang sengaja ditaruh diluar ruangan untuk menjamu para tamu undangan, banyak patung dari bahan marmer yang tentunya diimport langsung dari eropa, batu taman yang tersusun rapi, pepohonan rindang dan kolam kecil ditengah kebun. Panorama yang indah juga bisa disaksikan dari teras belakang, pegunungan hambalang dan lembah-lembah hijau yang membuat siapa yang memandangnya ingin tetap tinggal disana.

Beberapa pejabat Hindia Belanda pernah dan sering berkunjung ke kediaman Augustijn Michiels, karena memang surga bagi kaum pejabat. Para tamu undangan berduyun-duyun menggunakan kereta kuda melewati jalur groote postweg, sesampainya di flyover Cibinong mereka tinggal berbelok ke kiri sampai ketemu dengan gerbang utama Villa Tjitrap. Bisa juga melewati jalan tapos depok yang saat ini merupakan jalan alternatif dari Batavia menuju Buitenzorg. Jika rombongan kelelahan bisa mampir ke kedai kopi yang tersedia di Landhuis Cilodong (sekarang seberang kantor kecamatan Tapos). Landhuis Cilodong satu-satunya landhuis yang memiliki pabrik kopi sendiri, karena komoditi utama dari landhuis ini adalah kopi dan karet. Para rombongan pejabat VOC (Verenidging Ost Compagnie) yang diundang Mayor Tjante biasanya membawa puluhan pengawal karena di beberapa titik jalur banyak perampok yang menunggu kedatangan mereka. Sebagai contoh di daerah Ciriung pernah terjadi perampokan terhadap rombongan pejabat dari Batavia. 

Lokasi Landhuis Tjitrap saat ini
Lokasi Landhuis Tjitrap saat ini

Kesehariannya dipenuhi dengan pesta dan pertemuan sosial di kediamannya sendiri, dengan tamu-tamu yang enggan pergi dan akhirnya tinggal juga di kediamannya. Sang Mayor sendiri, selain mengurusi berbagai "real estate" dan bisnis sarang burung waletnya, kelihatannya tidak pula kekurangan wanita. Yang paling menarik adalah, Mayor Jantje telah membawa nuansa Eropa ke dalam suasana Batavia tempo dulu. Pesta-pestanya yang meriah itu telah meleburkan dua budaya dan meninggalkan warisan unik: musik yang -sayangnya- mulai ditinggalkan masyarakat modern Jakarta.
Mayor Jantje. Itulah gelarnya. Nama aslinya adalah Augustin Michele, sementara Mbok Sita-pembantu yang sudah tinggal lama bersamanya- dan budak-budaknya memanggilnya Sinto Sten. Perjalanan sang tuan tanah sekaligus pemimpin pasukan kaum Papang ini menjadi menarik, karena ia adalah pencetus kesenian daerah betawi. Kecintaannya pada pesta dan musik membuat banyak orang senang, sekaligus mencibir. Senang datang dari teman-temannya yang diundangnya untuk menginap di Villa Citrap, sedangkan yang mencibir datang dari Mbok Sita, pembantunya, dan dari Agraphina, putrinya.

Saya sendiri hanya membayangkan bagaimana kejadian masa itu, dimana Sang Mayor setiap sabtu malam menyuruh orkesnya memainkan musik. Ada yang dari Senen, Tionghoa, dan Jawa. Semuanya bersatu memainkan karya terbaiknya di depan Sang Mayor dan tamu-tamunya. Kehidupan seperti itu tentunya membutuhkan dana yang cukup besar. Tidak masalah bagi Sang Mayor, karena ia memperoleh penghasilan yang luar biasa besar dari hasil mengambil sarang burung walet di Klapanunggal-aset yang luar biasa besar warisan ayahnya- dan menyewakan tanahnya yang sangat luas kepada orang Arab dan orang Cina.
Sang Mayor sangat kesepian, apalagi setelah ditinggal mati oleh istrinya. Ia sendiri menikah dua kali, dan kedua istrinya itu meninggal. Kecintaannya pada Davida, istri keduanya, diungkapkan dengan membuat makam yang sangat bagus di Batavia. Salah satu kelebihan yang juga menjadi kelemahannya adalah, ia terlalu baik kepada sahabat-sahabatnya. Biasanya, sahabat yang diundangnya menginap di Villa Citrap tak langsung kembali ke kota asalnya, tetapi tetap tinggal disana, dan otomatis membebani belanja rumah tangganya. Hal itu sudah menjadi keberatan budaknya dan putrinya, namun ia menghiraukan hal itu. baginya, ia masih cukup kaya dari hasil sarang burung walet dan sewa tanah.
Sang Mayor merasakan kembali getar-getar cinta manakala ia melihat Nonnie, putri sahabatnya. Ia merasakan istrinya, Davida, seolah hadir di dekatnya lewat sosok Nonnie. Ia berkhayal istrinya begitu dekat padanya, beberapa perhiasan kesayangan istrinyapun diberikan Sang Mayor pada Nonnie. Akhirnya, kecemburuan muncul di hati mbok Sita, karena ia sangat mengharapkan sebuah perhiasan yang dulu suka dikenakan Nyonya Davida, namun Sang Mayor malah menyerahkannya pada Nonnie.


Istana Citeureup
Istana Citeureup

Dimasa-masa akhir hidupnya Sang Mayor ini malah mengurusi Keluarga Overste, dengan istri Raden Ayu yang gila harta alias perhiasan sampai berhutang ke Lintah darat, juga si Nonnie yang mungkin karena masih terlalu muda dan ego yang tinggi,atau si anak laki-laki Vincent yang hobbynya main perempuan, berjudi dan mabuk-mabukan. Belum keluarga da Silva ataupun Keluarga Fernandes yang notabene cuma numpang di Citrap. Tapi memang pride mahal harganya, demi pride Sang Mayor ini masih mampu tegak berdiri untuk menghadapi masalah-masalah ini. Namun tidak masalah hati. Eh-eh kasihan juga. Justru orang-orang terdekat seperti Mbok Sita pembantunya dari muda, anaknya yang paling kecil Andries ataupun anak perempuannya si Agriphina, merasakan kurangnya perhatian Sang Mayor 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun