Mohon tunggu...
Julianda Boangmanalu
Julianda Boangmanalu Mohon Tunggu... Lainnya - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk memahami dan suka pada literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Soal Tingginya Biaya Kuliah dan Ancaman Bonus Demografi

30 Juli 2022   12:41 Diperbarui: 30 Juli 2022   15:11 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi biaya pendidikan. Sumber: Shutter Stock via kumparan.com

Sesuatu yang sangat mencengangkan, dari hasil riset Harian Kompas, di masa mendatang akan terjadi kenaikan yang signifikan terkait biaya kuliah. Diperkirakan terjadi kenaikan biaya pendidikan tinggi sebesar 6,03 persen per tahun. Sementara, kenaikan upah orang tua tidak lebih dari 3,8 persen per tahun. 

Artinya, terjadi perbedaan yang mencolok antara peningkatan penghasilan dengan biaya pendidikan perguruan tinggi. 

Hasil analisis riset tersebut, berdasarkan data tahun 2022, menunjukkan bahwa orang tua hanya mampu menutupi 48,4 persen dari total biaya kuliah atau setara dengan membayar 4 semester saja.

Sementara untuk perkiraan tahun 2040, untuk orang tua lulusan SMA, hanya mampu membayar 3 dari 8 semester dari biaya kuliah anaknya. Dan, untuk orang tua lulusan universitas, hanya mampu membiayai 6 semester biaya kuliah.

Akibatnya, kondisi ini menggambarkan bahwa pada tahun 2040 tidak semua orang tua dapat menuntaskan kuliah anaknya hingga lulus. 

Ancaman Bonus Demografi

Seiring dengan itu, dilansir dari artikel penulis di laman Kompasiana dengan mengutip laman Bappenas, bahwa akan terjadi lonjakan puncak bonus demografi tahun 2040. Penduduk usia produktif --usia 15-64 tahun--diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksi sebesar 297 juta jiwa.

Bonus demografi berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, karena salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan penduduk produktif. 

Karena proporsi penduduk yang produktif lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak produktif. Sehingga, pertumbuhan penduduk akan memperluas pasar serta mendorong spesialisasi yang menghasilkan pertambahan hasil (output).

Puncak bonus demografi selain berdampak positif dalam pertumbuhan ekonomi, di satu sisi akan menjadi ancaman bagi bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun