Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah jalan di sekolah-sekolah. Kabar ini tentu disambut gembira oleh banyak orang tua. Bagaimana tidak? Beban menyiapkan bekal atau memberikan uang harian untuk makan siang anak jadi berkurang, bahkan hilang sama sekali.Â
Logikanya, kalau kebutuhan makan utama anak sudah ditanggung sekolah, dompet orang tua harusnya lebih tebal, dong? Harusnya, masalah mengatur uang saku anak menjadi lebih mudah.
Tapi realitanya, banyak orang tua yang menghela napas. Walaupun anak sudah dapat jatah makan siang dari MBG, ternyata permintaan untuk uang jajan tetap ada, bahkan terasa sama kuatnya.Â
Ini yang sering jadi pertanyaan: MBG memang bikin hemat, tapi kenapa anak masih terus minta uang jajan? Kenapa pos pengeluaran ini seperti tidak mau hilang dari daftar bulanan?
Dilema ini nyata. Orang tua merasa program pemerintah sudah membantu, tapi di sisi lain, mereka juga bingung bagaimana menyikapinya. Apakah uang jajan harus dihentikan total? Atau dikurangi saja? Atau justru ini adalah peluang emas untuk mengajarkan anak tentang nilai uang yang sebenarnya?
Intinya, kehadiran MBG telah mengubah lanskap pengelolaan keuangan mikro di keluarga kita. Ini bukan lagi sekadar soal memberi uang untuk makan. Ini soal mendefinisikan ulang apa itu uang jajan setelah kebutuhan dasar (gizi) anak terpenuhi. Mari kita bahas tuntas, dengan bahasa yang santai ala obrolan kita sehari-hari.
Pergeseran Fungsi Uang Jajan Pasca MBG
Sebelum ada MBG, fungsi utama uang jajan itu sederhana: mayoritas untuk membeli makanan dan minuman saat istirahat. Sisanya, mungkin untuk membeli alat tulis kecil atau ditabung. Porsi terbesar adalah untuk memenuhi kebutuhan perut, apalagi bagi anak yang tidak membawa bekal.
Setelah MBG hadir, anak sudah kenyang. Mereka sudah menerima asupan gizi yang terjamin di sekolah. Secara teori, kebutuhan kalori dan nutrisi mereka sudah tercukupi. Maka, uang jajan yang tadinya untuk "modal makan siang," kini beralih fungsi.
Uang jajan anak sekarang bukan lagi uang makan. Ia bertransformasi menjadi uang jajan MBG, yang punya makna dan tujuan yang berbeda. Fungsinya kini lebih condong ke arah keinginan atau pendidikan finansial.
Mengapa anak tetap meminta uang saku? Ada beberapa alasan klasik.Â