Drs. H. Sali Iskandar, M.M., lahir di Garut pada tanggal 03 Februari 1962. Beliau tumbuh di lingkungan yang membentuknya menjadi sosok yang pekerja keras. Setelah menyelesaikan pendidikannya hingga jenjang S1, Sali Iskandar mengambil sebuah keputusan yang menentukan arah karirnya.
Alih-alih mengejar pekerjaan kantoran, beliau memilih untuk terjun langsung ke dunia wiraswasta. Keputusan ini didasari oleh keyakinannya bahwa kemandirian finansial dan kemampuan menciptakan lapangan kerja adalah cara terbaik untuk berkontribusi pada masyarakat. Ia punya ambisi besar yang membutuhkan fondasi yang kuat.
Tahun 1997 menjadi tahun bersejarah bagi Sali Iskandar. Di tahun tersebut, ia memulai babak baru dalam hidupnya dengan mendirikan tiga pilar utama dalam dunia usaha. Pilar-pilar ini menjadi sumber daya yang memungkinkannya mewujudkan impiannya di bidang pendidikan.
Tiga entitas bisnis tersebut adalah CV Siger Tengah, CV Al-Aitaam Sarana Direktur Jabar Education and Entrepreneur Centre, dan PT Sali Iskandar. Mendirikan tiga perusahaan sekaligus menunjukkan energi dan visi yang besar. Beliau tidak ingin menunda-nunda langkahnya untuk maju.
CV Siger Tengah dan PT Sali Iskandar berfungsi sebagai kendaraan bisnis utama, menjaga stabilitas finansial. Sementara itu, CV Al-Aitaam Sarana fokus pada aspek pelatihan, khususnya Jabar Education and Entrepreneur Centre. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, ia telah memadukan bisnis dengan pengembangan sumber daya manusia.
Fakta bahwa semua perusahaan yang didirikannya pada tahun 1997 tersebut masih beroperasi hingga saat ini adalah bukti nyata ketangguhan dan keuletan Sali Iskandar. Bisnis yang dibangunnya bukan sekadar usaha musiman, melainkan institusi yang mampu bertahan dalam jangka waktu yang sangat panjang.
Kewirausahaan bukan hanya soal mencari untung bagi beliau, tetapi juga tentang membangun sistem. Di perusahaan-perusahaannya, ia belajar mengelola tim, mengambil keputusan strategis, dan merencanakan masa depan yang berkelanjutan. Pengalaman inilah yang nantinya sangat bermanfaat saat ia membangun yayasan pendidikan.
Keputusan untuk berwiraswasta adalah langkah strategis. Beliau menyadari bahwa dengan memiliki kendali atas sumber daya, ia akan lebih leluasa dalam merealisasikan panggilan jiwanya untuk berbakti kepada masyarakat, terutama melalui jalur pendidikan.
Baginya, kesuksesan finansial adalah alat untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pilar-pilar bisnis yang kokoh dari Garut ini menjadi landasan tempat ia mendirikan mahakarya pendidikannya.
Visi Komprehensif dalam Membina Jiwa
Setelah fondasi bisnisnya kokoh, Sali Iskandar beralih fokus pada ambisi yang lebih dalam, yaitu pendidikan. Ia menyadari bahwa pembangunan sumber daya manusia adalah investasi terbaik. Ia tidak hanya menyumbang, tetapi merintis, mendirikan, dan aktif menjabat sebagai Ketua Pembina sejumlah yayasan.
Dua yayasan pendidikan utamanya adalah Yayasan Al Ghifari dan Yayasan Al Aitaam. Melalui yayasan ini, ia menunjukkan bahwa visinya tidak terbatas pada satu jenjang usia atau pendidikan tertentu, melainkan meliputi seluruh perjalanan hidup seorang pelajar.
Di bawah naungan Yayasan Al Ghifari dan Al Aitaam, Sali Iskandar membangun sistem pendidikan yang sangat komprehensif. Sistem ini mencakup lembaga pendidikan mulai dari usia dini hingga jenjang tertinggi, yaitu: TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi.
Kehadiran semua jenjang ini di bawah payung yang sama adalah hal yang luar biasa. Ini memastikan bahwa siswa yang lulus dari satu jenjang dapat langsung melanjutkan ke jenjang berikutnya tanpa hambatan, menciptakan kontinuitas dalam pembentukan karakter dan pengetahuan.
Pendidikan tingkat SMK yang fokus pada kejuruan menunjukkan bahwa ia juga memikirkan kesiapan lulusan untuk langsung terjun ke dunia kerja, sesuai dengan latar belakangnya sebagai pengusaha. Sementara Perguruan Tinggi menjadi puncak untuk mencetak pemimpin dan akademisi.
Selain dua yayasan besar tersebut, ia juga mendirikan Yayasan Intan Al Sali. Yayasan ini fokus pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Nama "Intan Al Sali" terasa sangat personal, mengingatkan kita bahwa pendidikan ini juga merupakan warisan keluarga.
Nama-nama anak beliau, seperti Muhamad Husen Ghifari Iskandar dan Intan Nurdjannaty Iskandar, yang juga tersemat dalam nama yayasan (Al Ghifari dan Intan Al Sali), menunjukkan bahwa pendidikan adalah nilai inti yang diturunkan dalam keluarga beliau.
Perannya sebagai Ketua Pembina berarti ia adalah penentu arah dan kebijakan utama yayasan. Ia memastikan bahwa filosofi dan semangat pendirian yayasan tetap hidup, dan kualitas pendidikan yang diberikan selalu optimal.
Ia adalah "Sang Pembina Jiwa" yang sejati. Dengan mendirikan lembaga pendidikan dari TK (tempat pembentukan karakter dasar) hingga Perguruan Tinggi (tempat melahirkan pemikir), ia telah menanamkan benih ilmu di setiap tahapan perkembangan manusia.
Warisan pendidikan ini adalah monumen hidup dedikasi beliau. Ribuan siswa telah dan akan terus menempuh pendidikan di lembaga-lembaga yang ia dirikan. Kontribusinya terhadap peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan di Jawa Barat tidak terbantahkan.
Sali Iskandar berhasil membuktikan bahwa modal wirausaha dapat diubah menjadi modal sosial yang memiliki dampak abadi. Ia menggunakan mekanisme bisnis untuk mendukung amal jariah.
Keluarga dan Akhir Perjalanan Abadi
Di tengah segala kesibukan mengurus perusahaan dan yayasan, H. Sali Iskandar adalah seorang ayah. Ia dikaruniai lima anak: Muhamad Husen Ghifari Iskandar, Fatimah Nurdjannaty Iskandar, Muhamad Rizqi Rahman Iskandar, Muhamad Hanif Fatahilah Iskandar, dan Intan Nurdjannaty Iskandar.
Keluarga adalah pelabuhan dan sumber inspirasi terbesarnya. Nama-nama anak-anaknya menjadi penguat bagi nama-nama lembaga yang didirikannya, menunjukkan bahwa batas antara kehidupan pribadi dan panggilan publiknya adalah kabur. Semuanya didedikasikan untuk kebaikan.
Setelah lebih dari enam dekade hidup dan lebih dari dua dekade mendedikasikan diri sebagai pembina jiwa, Drs. H. Sali Iskandar, M.M., menyelesaikan tugasnya di dunia. Beliau wafat pada Senin malam, 30 Juni 2025, di usia 63 tahun.
Kepergian beliau membawa duka mendalam bagi keluarga besar, rekan bisnis, dan terutama komunitas pendidikan yang telah ia bangun. Namun, duka tersebut dibarengi dengan rasa syukur atas semua warisan dan ilmu yang telah beliau tinggalkan.
Beliau dimakamkan pada keesokan harinya, Selasa, 1 Juli 2025, di Komplek Al Sali Iskandar. Pemakaman yang berdekatan dengan tempat tinggalnya menjadi penutup kisah yang sederhana namun penuh makna, mengakhiri hidupnya di tengah-tengah warisan yang ia ciptakan sendiri.
Kesimpulan
Drs. H. Sali Iskandar, M.M., adalah contoh sempurna seorang individu yang berhasil menggabungkan kesuksesan wirausaha dengan panggilan mulia di bidang pendidikan. Dari fondasi bisnis yang ia rintis sejak 1997 (CV Siger Tengah, PT Sali Iskandar), ia mendirikan sistem pendidikan yang komprehensif, dari TK hingga Perguruan Tinggi (Yayasan Al Ghifari, Al Aitaam, Intan Al Sali).Â
Beliau tidak hanya membangun gedung, tetapi juga membina jiwa ribuan anak bangsa. Kepergiannya pada 30 Juni 2025 meninggalkan jejak abadi yang manfaatnya akan terus mengalir, menjadikan beliau salah satu tokoh paling berpengaruh dalam pembangunan pendidikan di Jawa Barat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI