Ini menjamin bahwa sayuran yang dimasak untuk anak-anak adalah yang paling segar, seringkali dipanen di hari yang sama. Kualitas bahan yang tinggi adalah prioritas utama.
Bergerak ke wilayah Cikancung dan Cicalengka, bahan baku seperti singkong dan talas menjadi bintang utama. Dapur MBG di Cikalage Hegarmanah Cikancung melihat potensi besar pada dua bahan karbohidrat tersebut.Â
Alih-alih menyajikan nasi terus-menerus, mereka mengolah singkong dan talas menjadi keripik yang renyah dan gurih.
Keripik singkong dan keripik talas ini disajikan sebagai camilan bergizi atau bagian dari menu utama yang memancing selera anak-anak.Â
Inovasi seperti Keripik Talas Calengka (Cicalengka) ini sangat cerdas, karena produk olahan lebih awet, mudah dikemas, dan disukai anak-anak layaknya jajanan. Ini menunjukkan bahwa pangan lokal MBG mampu bersaing dalam hal rasa dan kepraktisan.
Di wilayah kaki Gunung Manglayang, seperti Cilengkrang Cimenyan, bahan pangan lokal seperti kentang dan wortel mendominasi. Dapur MBG di sana mengolah kentang menjadi perkedel kentang dan nasi kentang.Â
Wortel pun diolah menjadi berbagai menu pendamping. Dengan strategi ini, kebutuhan karbohidrat dan vitamin A anak terpenuhi dari hasil panen yang tak perlu diangkut jauh-jauh.
Intinya adalah bahwa program MBG di Kabupaten Bandung telah berhasil mengubah persepsi tentang makanan sehat. Makanan bergizi tidak harus mahal atau berasal dari luar daerah.
Melalui inovasi resep, pangan lokal MBG menjadi menu yang efektif, menarik, dan memenuhi standar gizi.
Memperkuat Ekonomi Lokal: Program yang Menggerakkan Roda Desa
Penggunaan pangan lokal MBG memiliki dampak yang jauh melampaui urusan dapur. Ini menyoroti bagaimana program ini berfungsi sebagai mesin penggerak ekonomi mikro di desa-desa tersebut.