Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jejak Canting Digital: Membuka Pasar Global untuk Kain Warisan Bangsa

2 Oktober 2025   07:52 Diperbarui: 2 Oktober 2025   07:52 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, Inovasi Desain Berbasis Teknologi. Meskipun batik tulis harus dilestarikan, inovasi desain juga diperlukan untuk menarik pasar global yang lebih muda. Batik cap atau batik printing (meski bukan batik murni, tetapi sering disebut 'tekstil bermotif batik') bisa didesain secara digital.

Penggunaan perangkat lunak desain grafis membantu menciptakan motif baru yang lebih modern namun tetap terinspirasi dari filosofi batik. Ini memungkinkan produksi massal untuk produk yang lebih terjangkau, sementara batik tulis tetap menjadi produk seni kelas atas.

Canting Digital juga mencakup pemanfaatan teknologi Augmented Reality (AR) atau Virtual Reality (VR). Bayangkan konsumen global bisa "mencoba" baju batik secara virtual di depan layar atau "mengunjungi" sentra batik di desa Jarum hanya melalui ponsel mereka.

Semua upaya ini bertujuan untuk satu hal: membuat batik relevan di mata dunia modern tanpa harus menghilangkan akarnya. Teknologi adalah alat, dan budaya adalah isinya. Keduanya harus berjalan beriringan.

Mendobrak Batas Global dan Membangun Ekonomi Kreatif

Pemanfaatan Canting Digital secara strategis memiliki dampak besar dalam mendobrak batas global. Batik Indonesia kini tidak lagi bersaing dengan produk tekstil lokal semata, melainkan dengan merek-merek fesyen internasional.

Keunggulan batik adalah keunikannya dan nilai ceritanya. Inilah yang dicari oleh pasar global: produk yang memiliki jiwa dan sejarah. Teknologi membantu kita mengemas cerita ini dengan cara yang menarik.

Pasar ekspor batik terus menunjukkan tren positif. Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa adalah pasar utama. Mereka menghargai seni dan ketelatenan yang ada pada selembar batik. Tugas kita adalah mempermudah akses mereka.

Dengan sistem pembayaran digital dan logistik yang terintegrasi, transaksi ekspor batik kini bisa dilakukan dengan mudah, bahkan oleh UMKM kecil di desa. Ini adalah revolusi dagang yang membawa kemakmuran digital ke pelosok negeri.

Selain itu, digitalisasi juga berperan dalam penguatan brand atau merek batik Indonesia di kancah internasional. Kampanye online yang terencana dengan baik bisa mengubah citra batik dari sekadar pakaian formal menjadi gaya hidup yang etnik, modis, dan berkelanjutan.

Banyak desainer muda Indonesia yang kini menggunakan media sosial untuk memperkenalkan batik dengan desain yang fresh dan modern. Mereka membawa batik ke runway virtual, menjangkau influencer dan selebriti global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun