Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebaikan Buntu? Jadilah "Orang Baik" yang Anda Cari di Peta Dunia

27 September 2025   23:29 Diperbarui: 27 September 2025   23:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua pernah merasa dunia ini kurang peduli. Kita melihat orang-orang bergegas tanpa menoleh, fokus hanya pada urusan mereka sendiri. Perasaan ini bisa sangat kuat, terutama ketika kita atau orang terdekat sedang dalam masa sulit dan membutuhkan uluran tangan.

Dalam momen-momen itu, rasanya seperti mencari sumur di gurun pasir. Kita mencari kebaikan, empati, atau sekadar perhatian tulus, tapi yang kita temukan hanyalah kekosongan atau janji palsu. Di sinilah muncul anggapan bahwa kebaikan itu seolah buntu, terhenti, atau sudah habis.

Kita sering menghabiskan energi untuk menunggu. Menunggu pemerintah berbuat lebih, menunggu komunitas bertindak, atau menunggu orang asing yang murah hati muncul. Kita berdiri sebagai pencari, berharap ada Orang Baik yang datang untuk memecahkan masalah kita atau setidaknya meringankan beban kita.

Namun, cara pandang ini adalah jebakan. Selama kita hanya melihat keluar dan menunggu kebaikan datang, kita akan terus merasa kecewa. Kebaikan sejati tidak selalu datang dari pihak luar yang besar; ia seringkali harus diciptakan dari dalam diri.

Tema ini mengajak kita untuk mengubah posisi. Berhenti menjadi pencari. Menjadi Caregiver adalah salah satu bentuk paling nyata dan konkret untuk mengakhiri kebuntuan tersebut. Ini adalah keputusan untuk berhenti mengharapkan dan mulai memberi.

Ini adalah keputusan untuk memposisikan diri kita sebagai titik referensi kebaikan di tengah kebingungan. Jika Anda tidak bisa bertemu dengan kebaikan yang Anda butuhkan, maka jadilah kebaikan itu sendiri bagi orang lain.

Mengapa Kebaikan Sering Terasa Buntu (Krisis Keterlibatan)

Perasaan bahwa kebaikan buntu sebagian besar disebabkan oleh krisis keterlibatan. Banyak orang saat ini memilih untuk mengisolasi diri atau hanya peduli pada lingkaran kecil mereka.

Media dan lingkungan seringkali terlalu fokus pada hal negatif. Satu tindakan buruk lebih cepat menyebar daripada seribu tindakan baik. Hal ini menciptakan ilusi bahwa dunia didominasi oleh keburukan, padahal yang terjadi adalah keburukan lebih vokal.

Ketika kita terlalu banyak melihat berita negatif, kita mulai ragu. Kita berpikir, "Untuk apa saya repot-repot berbuat baik, toh dunia ini tetap buruk?" Keraguan ini menyebabkan kelumpuhan tindakan. Kita tahu harus berbuat apa, tapi kita memilih untuk tidak melakukannya karena merasa usaha kita sia-sia.

Selain itu, harapan kita terhadap "Orang Baik" seringkali tidak realistis. Kita ingin kebaikan itu datang dalam bentuk bantuan finansial yang besar atau pengorbanan heroik yang dramatis. Kita gagal menghitung kebaikan yang kecil dan sehari-hari.

Kebaikan yang paling penting adalah konsistensi. Kebaikan adalah saat Anda mendengarkan keluh kesah tanpa memotong, saat Anda membersihkan sampah yang bukan milik Anda, atau saat Anda memberikan senyum tulus kepada petugas layanan. Tindakan kecil ini tidak masuk berita, tapi itulah yang menahan dunia agar tidak benar-benar runtuh.

Inilah mengapa kebuntuan itu terasa. Kebaikan itu ada, tapi terlalu terpecah dan terlalu sunyi. Kita membutuhkan lebih banyak orang yang mau bersuara dan bertindak, bukan hanya mengeluh tentang kurangnya kebaikan.

Menjadi Caregiver Sebagai Jawaban Nyata (Aksi Nyata)

Salah satu cara paling langsung dan praktis untuk mengakhiri kebuntuan kebaikan adalah dengan Menjadi Caregiver. Peran ini mewakili komitmen total untuk fokus pada kebutuhan orang lain.

Menjadi Caregiver tidak harus berarti bekerja profesional di rumah sakit. Anda bisa menjadi caregiver informal bagi orang tua yang sakit, kerabat yang sedang berduka, atau bahkan teman yang sedang menghadapi masalah mental. Intinya adalah memberikan perawatan kepada seseorang yang tidak bisa sepenuhnya merawat dirinya sendiri.

Ketika Anda mengambil peran ini, pandangan Anda langsung berubah. Anda tidak lagi bertanya, "Di mana bantuan?" Anda justru berkata, "Aku harus memberi bantuan." Perubahan peran dari pencari menjadi penyedia ini adalah titik balik emosional yang sangat kuat.

Tanggung jawab seorang caregiver sangat spesifik yaitu membantu aktivitas sehari-hari, memastikan obat diminum tepat waktu, atau sekadar menyediakan telinga untuk mendengarkan. Tindakan ini nyata, terukur, dan memiliki dampak langsung yang jelas.

Dalam peran ini, Anda secara otomatis menjadi titik di peta. Anda adalah alamat pasti bagi seseorang yang membutuhkan. Bagi orang yang sakit atau lemah, keberadaan Anda adalah bukti paling nyata bahwa kebaikan itu tidak buntu; ia memiliki wujud, memiliki nama, dan memiliki jadwal.

Menjadi Caregiver mengajarkan kesabaran, empati, dan pengorbanan yang sulit didapatkan di tempat lain. Ini memaksa Anda untuk melihat dunia dari sudut pandang orang yang rentan. Pembelajaran ini akan membentuk karakter Anda dan memperluas kapasitas Anda untuk berbuat baik di area kehidupan lain.

Ini bukan sekadar tugas; ini adalah pernyataan moral. Dengan menjadi caregiver, Anda mendeklarasikan bahwa, meskipun dunia di luar sana mungkin terlihat dingin, di dalam lingkaran Anda, akan selalu ada kehangatan dan dukungan.

Efek GPS Kebaikan: Menjadi Titik yang Dapat Diandalkan (Dampak Kolektif)

Ketika Anda Menjadi Caregiver, Anda bukan hanya membantu satu orang; Anda sedang membangun jaringan kepercayaan. Anda berfungsi sebagai Titik GPS Kebaikan.

Dalam peta, GPS adalah alat navigasi yang memberikan lokasi yang tepat dan terpercaya. Demikian pula, kebaikan yang konsisten dan terarah dari seorang caregiver menjadi hal yang andal. Orang tahu persis di mana mereka bisa menemukan kebaikan itu.

Kebaikan yang andal ini memiliki efek domino. Ketika orang lain melihat ketulusan dan ketahanan seorang caregiver (baik formal maupun informal), mereka terinspirasi. Mereka melihat bahwa tindakan nyata lebih kuat daripada keluhan. Ini menular.

Seorang Caregiver yang sabar di rumah sakit bisa menginspirasi perawat lain untuk bersikap lebih lembut. Seorang anak yang merawat orang tuanya dengan penuh kasih dapat memotivasi saudara-saudaranya untuk berbagi beban. Kebaikan Anda menjadi standar baru.

Anda juga membantu memecah siklus ketidakpedulian. Banyak orang enggan berbuat baik karena takut canggung, tidak tahu harus mulai dari mana, atau takut dianggap ikut campur. Caregiver menunjukkan bahwa keterlibatan itu mungkin dan sangat bermakna.

Dengan Menjadi Caregiver, Anda menyumbang lebih dari sekadar waktu dan tenaga; Anda menyumbang harapan praktis. Anda adalah bukti nyata bahwa jika kita belum bertemu orang baik, kita bisa memilih untuk menciptakannya di mana kita berada.

Setiap hari Anda memberikan perawatan, Anda sedang menambahkan satu titik terang yang kuat di peta dunia yang luas. Anda mengurangi area "kebuntuan" dan memperluas area "keterlibatan." Ini adalah kontribusi nyata untuk membuat dunia terasa sedikit lebih aman dan manusiawi.

Kesimpulan

Perasaan bahwa kebaikan buntu adalah tantangan yang harus dijawab dengan aksi. Daripada menghabiskan waktu sebagai pencari yang pasif, kita harus memilih untuk menjadi sumber yang aktif. Menjadi Caregiver adalah salah satu jalur paling bermakna untuk mewujudkan kebaikan itu. 

Dengan mengambil peran ini, kita memposisikan diri kita sebagai titik di peta dunia lokasi yang andal, jelas, dan terang benderang yang membuktikan bahwa kebaikan tidak hilang, melainkan sedang dihidupkan, satu tindakan perawatan, satu per satu, di tempat yang paling dibutuhkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun