Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Perpustakaan Tidak Mati, Hanya Butuh Satu Sentuhan Baru Bawa Pembaca

20 September 2025   21:43 Diperbarui: 20 September 2025   21:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak sedang mencari buku di perpustakaan. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Perpustakaan. Sebuah kata yang seringkali membangkitkan kenangan tentang rak-rak buku yang menjulang tinggi, aroma kertas tua, dan keheningan yang menenangkan. 

Dahulu, tempat ini adalah pusat pengetahuan, gerbang menuju dunia yang lebih luas. Orang-orang datang dengan tujuan yang jelas yaitu mencari referensi untuk tugas sekolah, membaca koran harian, atau sekadar menikmati waktu luang di antara deretan buku. 

Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, status perpustakaan mulai tergerus. Gawai pintar kini menjadi perpustakaan pribadi yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja. 

Semua informasi, dari artikel ilmiah hingga novel terbaru, bisa didapatkan dalam hitungan detik. Pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah perpustakaan sudah mati? Jawabannya, tentu saja tidak. 

Perpustakaan hanya membutuhkan satu sentuhan baru untuk beradaptasi, berinteraksi, dan kembali menemukan pembacanya di era yang serba cepat ini. 

Menghidupi perpustakaan bukan lagi soal mengisi rak dengan buku baru, tetapi tentang mengubahnya menjadi ruang yang relevan bagi kehidupan modern.

Peran Perpustakaan sebagai Pusat Komunitas

Perpustakaan tidak bisa lagi hanya berfungsi sebagai gudang buku. Ia harus bertransformasi menjadi pusat komunitas, tempat di mana orang-orang bisa bertemu, berkolaborasi, dan berinteraksi. 

Konsep ini melampaui sekadar tempat untuk membaca. Salah satu ide yang bisa diterapkan adalah mengadakan kelas-kelas kreatif. Bayangkan perpustakaan yang menawarkan lokakarya menulis kreatif, kelas melukis, atau bahkan kursus fotografi. 

Ini akan menarik minat orang-orang yang tidak hanya haus akan pengetahuan, tetapi juga ingin mengembangkan keterampilan mereka. 

Perpustakaan bisa menjadi tempat di mana seniman lokal berbagi ilmunya, di mana anak-anak bisa belajar membuat kerajinan tangan, dan di mana orang dewasa bisa menemukan hobi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun