Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Seni "Nganggur" Berbayar, Ini Rahasia Gen Z Mendapat Kerja Tanpa Perang CV

14 September 2025   13:41 Diperbarui: 14 September 2025   13:41 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Gen Z. Seni "nganggur" berbayar: ini rahasia gen z mendapat kerja tanpa perang cv. | Image by Unsplash.com/Getty Images

Apakah kamu merasa lelah? Lelah dengan proses melamar kerja yang rasanya tidak ada habisnya. Mengirim ratusan lamaran, menghadapi "perang CV," dan menunggu kabar yang tak kunjung tiba. Rasanya seperti terjebak di dalam siklus yang sama, berputar-putar tanpa hasil. 

Bagi banyak Gen Z, situasi ini sudah menjadi kenyataan pahit. Namun, ada sekelompok dari mereka yang justru menemukan jalan lain. Mereka tidak lagi sibuk mengirim CV ke mana-mana. Mereka justru tampak santai, seolah "nganggur," tapi anehnya, mereka tetap menghasilkan uang. 

Inilah yang disebut Seni "Nganggur" Berbayar, sebuah cara baru yang revolusioner dalam dunia kerja. Ini bukan tentang bermalas-malasan, melainkan tentang mengubah cara pandang dan strategi. Kita akan melihat bagaimana mereka melakukannya, apa rahasianya, dan mengapa profesi "jadul" tiba-tiba jadi begitu menjanjikan.

Rahasia pertama dari "nganggur" berbayar adalah mengubah mentalitas. Daripada melihat diri sebagai "pencari kerja," mereka memilih untuk menjadi "pencipta nilai." Mereka tidak menunggu lowongan pekerjaan terbuka, melainkan menciptakan pekerjaan itu sendiri. 

Mereka sadar bahwa keahlian tidak harus selalu dicantumkan di CV. Keahlian bisa langsung dipertontonkan dan dijual. Daripada hanya menulis "mahir di bidang seni grafis," mereka langsung membuat portofolio digital yang menarik. Daripada hanya menulis "berpengalaman di bidang kuliner," mereka mulai menjual makanan buatan sendiri secara daring. 

Intinya, mereka berhenti hanya "mengemis" kesempatan, dan mulai menciptakan kesempatan itu sendiri. Ini adalah perubahan pola pikir yang paling mendasar. Mereka tidak lagi mencari bos, melainkan menjadi bos bagi diri mereka sendiri.

Ini adalah sebuah revolusi kecil di dunia kerja. Mereka tidak lagi terikat pada jam kerja, aturan perusahaan, atau birokrasi yang rumit. Fleksibilitas menjadi kunci utama. Mereka bisa bekerja kapan saja dan di mana saja. Mereka bisa mengatur jadwal sendiri dan memilih proyek yang paling mereka sukai. 

Ini membuat pekerjaan terasa lebih menyenangkan, bukan lagi beban. Tentu saja, ini bukan berarti tanpa tantangan. Ada risiko dan ketidakpastian yang harus dihadapi. Namun, bagi Gen Z yang mendambakan otonomi dan kebebasan, risiko ini sebanding dengan keuntungannya. 

Mereka merasa lebih berdaya, karena hasil kerja mereka sepenuhnya bergantung pada usaha dan kreativitas mereka sendiri, bukan pada keputusan atasan atau kebijakan perusahaan yang bisa berubah kapan saja.

Membangun Portofolio Digital, Bukan Sekadar CV

Jika "perang CV" adalah medan pertempuran lama, maka portofolio digital adalah senjata modern yang paling mematikan. Gen Z tahu betul hal ini. Mereka tidak hanya membuat CV yang berisi daftar pengalaman dan pendidikan, melainkan membangun platform digital yang menunjukkan secara nyata apa yang bisa mereka lakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun