Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menilik Lebih Jauh: Di Balik Ketus Calon Mertua, Ada Pemicu Kebaikan yang Menanti

28 Agustus 2025   15:48 Diperbarui: 28 Agustus 2025   15:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Calon mertua ketus. | Image by Freepik/jcomp

Pertemuan pertama dengan calon mertua sering kali menjadi momen yang penuh ketegangan. Ada banyak harapan yang menyertai pertemuan tersebut. Harapan untuk diterima dengan baik, harapan untuk merasa nyaman, dan harapan untuk mendapatkan restu. 

Namun, bagaimana jika harapan itu tidak sesuai kenyataan? Bagaimana jika kita bertemu dengan calon mertua ketus? Reaksi awal kita mungkin adalah merasa kecewa atau bahkan sakit hati. 

Kita bisa langsung menyimpulkan bahwa calon mertua tidak menyukai kita. Pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan, membuat kita merasa cemas dan ragu.

Sebagian orang mungkin langsung menyerah. Mereka berpikir, "Kalau dari awal saja sudah begini, bagaimana nanti ke depannya?" Ada yang langsung mundur teratur, menganggap hubungan ini tidak akan berhasil. 

Namun, penting untuk dipahami bahwa sikap ketus tidak selalu mencerminkan perasaan benci atau tidak suka. Ketus hanyalah cara seseorang dalam berkomunikasi. 

Ada banyak faktor yang bisa melatarbelakangi mengapa seseorang bersikap ketus. Mungkin itu adalah caranya melindungi diri, atau mungkin itu adalah bagian dari karakter alaminya yang memang tidak terbiasa bersikap ramah dan hangat di awal.

Sikap ketus juga bisa menjadi sebuah tes. Calon mertua mungkin ingin melihat seberapa besar keseriusan kita. Mereka ingin melihat apakah kita akan mundur hanya karena hal sepele. Mereka ingin menguji kesabaran dan ketahanan mental kita. 

Mereka ingin melihat apakah kita benar-benar mencintai anaknya atau hanya sekadar main-main. Sikap ketus ini bisa menjadi sebuah saringan. Hanya mereka yang benar-benar serius dan memiliki niat baik yang akan bertahan dan berusaha.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa sikap ketus calon mertua bisa sangat menyakitkan. Kata-kata tajam atau tatapan dingin bisa membuat kita merasa kecil. Kita merasa tidak dihargai dan tidak diinginkan. Perasaan ini sangat wajar. 

Penting untuk mengakui dan merasakan emosi tersebut, tetapi jangan sampai kita tenggelam di dalamnya. Setelah kita merasa lebih tenang, cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda. Cobalah untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik sikap ketus itu.

Bagaimana cara menghadapinya? Langkah pertama adalah jangan langsung bereaksi negatif. Jangan membalas dengan sikap yang sama. Jaga emosi dan tetaplah bersikap sopan. Cobalah untuk tetap tenang dan tunjukkan bahwa kita memiliki niat baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun