Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Subang Tak Pernah Sepi: Petani Ciasem "Mengawal" Panen Raya dari Gangguan Penyakit Padi

25 Agustus 2025   07:04 Diperbarui: 25 Agustus 2025   07:04 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hamparan padi di Desa Pinangsari, Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Ahad (24/8/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Jawa Barat sejak lama dikenal sebagai lumbung padi nasional. Ribuan hektar sawah membentang luas, menyediakan sumber pangan bagi jutaan penduduk. 

Di antara daerah andalan itu, Kabupaten Subang adalah salah satu yang paling vital. Berdampingan dengan Karawang, Subang memiliki peran krusial dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia. 

Salah satu daerah pertanian di Subang yang sangat produktif adalah Kecamatan Ciasem, yang lokasinya berbatasan langsung dengan Karawang. Di sana, para petani tak pernah lelah merawat padi-padi mereka dengan penuh dedikasi.

Misalnya, pemandangan di sawah-sawah Desa Pinangsari, Kecamatan Ciasem, sungguh menyejukkan mata. Dari kejauhan, hamparan padi tampak hijau subur. Bulir-bulir padi terlihat rapat dan berisi, menjanjikan panen raya yang melimpah. 

Sekilas, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua tampak baik-baik saja, sesuai dengan harapan para petani. Mereka sudah membayangkan hasil kerja keras mereka akan segera terwujud dalam bentuk bulir-bulir emas yang siap dipanen.

Namun, di balik keindahan itu, tersimpan sebuah masalah yang mengkhawatirkan. Sesuatu yang tidak terlihat dari jauh, namun sangat jelas saat diperiksa lebih dekat. Pemandangan ini membuat para petani Ciasem merasa cemas. 

Ada sebuah penyakit yang menyerang batang padi bagian bawah secara diam-diam. Batang-batang padi itu berubah menjadi hitam dan ditutupi oleh jamur, sejenis penyakit busuk batang. Meski belum sampai busuk parah, kondisi ini adalah sinyal bahaya yang tidak bisa diabaikan.

Salah satu petani di Ciasem, Rosad, 53 tahun, menjelaskan apa yang sedang terjadi. Ia menuturkan bahwa padi-padi mereka memang terlihat bagus dari luar. Namun, ketika ia dan petani lain melihat lebih teliti, mereka menemukan masalah serius di bagian bawah batang padi. 

Menurutnya, masalah jamur ini memiliki dampak yang nyata dan merugikan. Tidak sedikit bulir padi yang seharusnya berisi penuh justru menjadi "hampa" atau "hapa" dalam istilah Sunda. Bulir padi yang hampa ini artinya tidak padat, sehingga hasilnya tidak bisa maksimal saat digiling.

"Dari jauh kelihatannya bagus, hijau, bulirnya rapat. Tapi pas kita lihat, di bagian batang bawahnya ada jamur. Warnanya hitam," ujar Rosad, Ahad (24/8/2025).

Ia menambahkan, kondisi ini membuat sebagian besar padi mereka tidak berisi sempurna. Kerugian ini sangat terasa, apalagi saat musim panen raya sudah di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun