Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Cangreud Pageuh: Tatanen Petani Garut Mengikat Padi Ketan, Menepis Tumbang dan Busuk dari Badai Hujan

20 Agustus 2025   21:53 Diperbarui: 20 Agustus 2025   21:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cangreud pageuh, cara petani di Kadungora, Garut mengikat padi ketan untuk menghadang badai hujan. Foto: Rabu, 20/8/2025. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Di beberapa wilayah di Garut, belakangan ini hujan lebat disertai angin kencang sering terjadi. badai ekstrem ini membawa kekhawatiran besar bagi para petani, terutama bagi mereka yang menanam padi ketan. 

Di daerah pertanian, khususnya di lahan sawah, jenis padi ini memiliki postur fisik yang tinggi dan batang yang relatif lemah. Akibatnya, padi ketan sangat rentan terhadap kerusakan. 

Jika badai hujan datang, batang padi bisa mudah tumbang ke tanah, dan padi yang sudah rebah akan membusuk. Situasi ini mengancam gagal panen yang bisa merugikan petani.

Namun, di tengah kekhawatiran itu, para petani di Kampung Jati, Desa Cikembulan, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki cara unik yang sudah turun-temurun. 

Mereka tidak hanya pasrah, tetapi memiliki sebuah "tatanen" atau cara bertani khusus untuk menghadapi badai. Cara ini disebut Cangreud Pageuh, yang artinya "ikatan yang kuat" atau "simpul mati." 

Teknik ini adalah solusi sederhana namun sangat efektif untuk melindungi padi ketan dari terjangan angin dan hujan.Pada dasarnya, Cangreud Pageuh adalah cara mengikat padi menggunakan bilah bambu. Bilah bambu ini tidak dipasang sembarangan. 

Petani memasangnya di pinggir petakan atau area tanam padi. Bilah bambu ini kemudian digunakan untuk menjepit atau mengikat tanaman padi dari setiap sisi. Tujuannya adalah menahan "dapuran" (rumpun pohon padi) agar tidak roboh ke bawah atau miring ke samping. 

Proses mengikat ini dilakukan dengan hati-hati dan kuat. Tali atau bilah bambu yang digunakan tidak akan merusak batang padi, melainkan hanya memberikan topangan yang kuat.

Dengan Cangreud Pageuh, batang-batang padi yang rapuh itu menjadi satu kesatuan yang kokoh. Mereka saling topang dan menahan satu sama lain. Ketika angin kencang menerpa, seluruh rumpun padi akan bergoyang bersama, tetapi tidak akan tumbang. 

Saat hujan lebat turun, padi tetap berdiri tegak, tidak rebah ke tanah. Dengan posisi yang tetap tegak, padi akan tetap kering dan tidak terendam air. Ini mencegah padi dari kebusukan.

Kondisi Pertanian Padi Ketan di Garut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun