Saya juga melihat sebuah masjid yang sangat indah, luas, dan terawat dengan baik. Masjid itu dilengkapi toilet umum yang bersih dan terpisah antara laki-laki dan perempuan, sebuah hal yang dulu tidak pernah terpikirkan.
Tak hanya itu, semangat wirausaha warga Kampung Loji juga terlihat jelas. Warung-warung dan kios kecil berjejer rapi. Banyak warga yang membuka usaha, mayoritas berdagang. Ada juga warga yang sudah lama berjualan peralatan layang-layang.Â
Dulu, penjual layangan hanya satu, kini banyak yang mengikuti jejaknya. Di hari kemerdekaan ini, semangat warga semakin terasa. Jalanan kampung dipenuhi atribut merah putih dan hiasan-hiasan unik. Suasananya begitu meriah, penuh tawa, dan rasa kebersamaan.
Mekarnya Semangat Warga
Perubahan di Kampung Loji ini bukan terjadi begitu saja. Ada semangat yang kuat dari warganya untuk mengubah nasib. Mereka tidak lagi membuang sampah sembarangan. Mereka bergotong royong membersihkan solokan dan menatanya kembali.Â
Kemudian, mereka juga menanam pohon dan bunga, membuat lingkungan menjadi lebih hidup. Mereka sadar bahwa kebersihan dan keindahan adalah tanggung jawab bersama.
Kampung Loji yang dulu dianggap "dibuang" oleh sebagian orang, kini justru merayakan keberadaannya. Transformasi ini adalah bukti bahwa dengan kerja keras dan kesadaran, sebuah tempat bisa berubah drastis.Â
Kondisi kampung yang sekarang tidak hanya membuat warganya bangga, tetapi juga menarik perhatian orang luar. Perubahan ini bukan hanya tentang lingkungan yang bersih, tetapi juga tentang bangkitnya semangat dan rasa cinta terhadap kampung halaman.
Sore itu, saat kami berjalan kembali menuju mobil, saya menoleh ke belakang dan memandang Kampung Loji. Di tengah riuh rendah perayaan kemerdekaan, saya merasakan sesuatu yang mendalam.Â
Kampung ini telah "merdeka" dari keterpurukan. Mereka telah berhasil menemukan kembali keindahan dan semangatnya.
Kesimpulan