Hari ini, Selasa (19/7/2025), suasana di SD Plus Al Ghifari Kota Bandung benar-benar ramai. Sekolah itu gempita merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Bendera merah putih memang terpasang di mana-mana, tapi yang paling mencolok adalah semangat anak-anak.Â
Dari pagi, berbagai lomba sudah digelar. Ada lomba balap karung, tarik tambang, lari kelereng, sampai lomba menggambar. Tawa dan sorak sorai anak-anak terdengar sampai ke jalan.Â
Para guru juga sibuk, mengatur lomba dan memastikan semuanya berjalan lancar. Semua orang, dari murid sampai guru, tampak senang. Rasanya, semangat kemerdekaan benar-benar terasa di sekolah itu.
Salah satu lomba yang paling dinanti adalah lomba balap kerupuk. Lomba ini memang jadi tradisi setiap perayaan 17 Agustusan. Saya ikut melihat di pelataran sekolah di lantai satu, tempat anak-anak kelas 1 akan bertanding.Â
Kerupuknya sudah digantung di tali, bergoyang-goyang pelan ditiup angin. Anak-anak yang akan ikut lomba sudah berbaris rapi. Mata mereka berbinar-binar, tidak sabar untuk mulai.
Perjuangan Menggapai Kerupuk Gantung
Lomba balap kerupuk pun dimulai. Anak-anak langsung maju, berusaha memakan kerupuk yang digantung. Aturan mainnya sederhana, mereka tidak boleh pakai tangan. Jadi, semua hanya mengandalkan mulut. Itu yang bikin lomba ini seru dan lucu.
Ada satu anak yang terlihat sangat bersemangat. Dia loncat-loncat, berusaha meraih kerupuknya. Tapi karena terlalu semangat, kerupuknya malah semakin menjauh.Â
Dia mencoba lagi, kali ini dengan kepala mendongak, tapi kerupuknya masih sulit dijangkau. Wajahnya mulai terlihat kesal, tapi dia tidak menyerah.
Di sampingnya, ada anak lain yang punya strategi berbeda. Dia tidak melompat-lompat. Dia berdiri diam, menenangkan diri sebentar, lalu dengan perlahan dia miringkan kepalanya sedikit.Â
Dia menunggu sampai kerupuknya berhenti bergoyang, lalu dengan cepat dia gigit. Gigitannya kecil-kecil, tidak langsung habis. Dia makan perlahan, gigitan demi gigitan.
Saya melihat banyak ekspresi di wajah anak-anak. Ada yang frustasi karena tidak bisa meraih kerupuknya. Ada yang sabar, menunggu kerupuknya diam. Ada yang tertawa melihat teman-temannya kesulitan.Â
Tapi, yang paling jelas, semua anak belajar. Lomba ini bukan hanya soal siapa yang paling cepat, tapi juga soal bagaimana mereka menghadapi tantangan.
Pelajaran dari Sepotong Kerupuk
Melihat mereka berjuang, saya jadi sadar. Lomba balap kerupuk ini lebih dari sekadar permainan. Lomba ini adalah pelajaran hidup yang berharga.Â
Anak-anak itu belajar bahwa tidak semua hal bisa didapat dengan cepat. Kerupuk yang digantung itu adalah gambaran dari impian atau tujuan mereka. Kadang, butuh kesabaran ekstra untuk menggapainya.
Mereka juga belajar untuk tidak buru-buru. Anak-anak yang loncat-loncat tidak dapat apa-apa, malah semakin lelah. Sementara, yang sabar dan fokus, pelan-pelan bisa memakan kerupuknya.Â
Ini mengajarkan mereka bahwa terkadang, berhenti sejenak untuk memikirkan strategi jauh lebih baik daripada bergerak tanpa rencana. Hidup itu seperti itu juga. Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan tergesa-gesa.
Pada akhirnya, yang menang bukan hanya mereka yang berhasil menghabiskan kerupuknya. Yang paling penting, mereka semua berhasil melewati prosesnya. Mereka belajar menahan diri, mengendalikan emosi, dan bersabar.Â
Bagi anak-anak ini, "merdeka" bukan hanya soal bebas dari penjajahan. Merdeka juga berarti bebas dari rasa tidak sabar, dari keinginan untuk mendapatkan segalanya dengan instan.
Kesimpulan
Pada akhirnya, lomba balap kerupuk di perayaan Hari Kemerdekaan itu adalah pelajaran berharga. Di balik tawa dan perjuangan anak-anak yang mencoba meraih sepotong kerupuk, ada makna yang dalam. Mereka tidak hanya merayakan hari kemerdekaan bangsa, tapi juga merdeka dari diri mereka sendiri, dari sifat terburu-buru. Mereka belajar bahwa hidup itu perlu dinikmati dengan kesabaran, langkah demi langkah, sama seperti saat mereka menikmati kerupuk gantung itu. Dengan sabar, mereka akan bisa menggapai apa pun yang mereka inginkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI