Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Satu Gerakan, Sepuluh Kebaikan: Filosofi Silat di Mata Anak Pramuka

14 Agustus 2025   13:06 Diperbarui: 14 Agustus 2025   13:06 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pencak silat masal di SD Plus Al Ghifari dalam rangka Hari Pramuka, Kamis (14/8/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Pagi ini, Kamis 14 Agustus 2025, suasana di lapangan Sport Center SD Plus Al Ghifari Kota Bandung terasa berbeda. Bukan hanya karena semangat Hari Pramuka yang membara, tapi juga karena ada kejutan yang menanti. 

Setelah upacara yang khidmat, puluhan siswa dan siswi dari berbagai tingkatan tidak langsung bubar ke kelas masing-masing. Mereka berkumpul di lantai satu gedung sekolah, siap untuk sebuah kegiatan istimewa yaitu pencak silat masal.

Ini bukan sekadar olahraga biasa. Bagi anak-anak, ini adalah petualangan baru. Mereka melihat guru pencak silat, Ibu Gina Meldawangi, berdiri di depan, siap memimpin. 

Senyum ceria terpancar dari wajah-wajah mungil yang berbalut seragam Pramuka. Momentum ini terasa sangat pas. Di Hari Pramuka, di mana nilai-nilai kemandirian, kedisiplinan, dan persaudaraan diajarkan, seni bela diri seperti pencak silat menjadi pelengkap yang sempurna. 

Ini bukan hanya tentang jurus, tapi tentang filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Pencak Silat dan Kedisiplinan Pramuka

Gerakan pertama dimulai. Ibu Gina memberi aba-aba, dan anak-anak berusaha menirunya dengan serius. Meskipun ada yang masih canggung, bahkan salah gerakan, semangat mereka tak luntur. 

Di mata mereka, pencak silat adalah tantangan baru, sebuah permainan yang membutuhkan fokus. Kedisiplinan Pramuka yang selama ini mereka pelajari saat baris-berbaris dan mengikuti upacara, kini diaplikasikan dalam bentuk yang berbeda. 

Setiap gerakan harus dilakukan dengan benar, sesuai perintah. Tidak ada yang boleh asal-asalan. Ini melatih mereka untuk lebih patuh dan menghargai instruksi.

Para siswa belajar bahwa kedisiplinan bukan hanya saat berada di barisan upacara, tapi juga dalam setiap aspek kehidupan. Di pencak silat, kesalahan kecil bisa membuat gerakan tidak efektif. Ini mengajarkan mereka untuk selalu teliti dan fokus. 

Mereka yang biasanya lari-lari di lapangan, kini berdiri tegak, memusatkan perhatian pada setiap arahan dari Ibu Gina. Ini adalah perubahan yang sangat terlihat. Dari anak-anak yang penuh canda, mereka berubah menjadi pesilat-pesilat cilik yang serius dan penuh wibawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun