Mereka harus berjuang mencari makanan dari sisa-sisa di tempat sampah. Tubuh mereka kurus, kotor, dan seringkali penuh luka. Kehidupan mereka penuh dengan bahaya, mulai dari ditabrak kendaraan, diserang hewan lain, atau bahkan diusir dan disakiti oleh manusia.
Banyak di antara mereka yang kelaparan dan kehausan. Tidak ada yang memberikan makanan terbaik atau air bersih untuk mereka. Jika beruntung, mereka bisa menemukan sisa-sisa makanan dari warung atau restoran.
Di musim hujan, mereka kedinginan dan basah kuyup. Tidak ada sofa empuk atau selimut hangat untuk melindungi mereka. Mereka harus mencari tempat berteduh di bawah mobil, di kolong-kolong jembatan, atau di gang-gang sempit.
Penyakit juga menjadi ancaman nyata bagi mereka. Tidak ada vaksinasi atau perawatan dokter hewan. Jika sakit, mereka harus menahan rasa sakit sendirian, dan seringkali tidak bisa bertahan hidup.
Kucing-kucing jalanan ini seringkali menjadi korban kekerasan. Ada yang dilempar batu, disiram air panas, atau bahkan dipukul. Perlakuan kejam seperti ini seringkali terjadi hanya karena mereka dianggap sebagai hama.
Mereka juga tidak mendapatkan sterilisasi, sehingga populasinya terus bertambah. Hal ini membuat masalah kucing jalanan semakin sulit dikendalikan. Semakin banyak kucing, semakin sulit pula mereka mendapatkan makanan dan tempat tinggal yang layak.
Ironisnya, di hari yang seharusnya menjadi perayaan untuk semua kucing, keberadaan mereka seolah tidak terlihat. Mereka tetap hidup dalam bayang-bayang, tidak mendapatkan sedikit pun perhatian dari perayaan besar ini.
Kontradiksi dalam Sikap Manusia
Perbedaan perlakuan ini menunjukkan kontradiksi dalam sikap manusia terhadap kucing. Di satu sisi, ada orang-orang yang sangat mencintai kucing peliharaannya, menganggapnya sebagai bagian dari keluarga, dan siap mengeluarkan uang banyak untuk perawatan mereka.
Di sisi lain, ada juga orang-orang yang melihat kucing sebagai makhluk kotor, pengganggu, dan tidak berharga. Mereka tidak ragu untuk mengusir, menendang, atau bahkan menyakiti kucing-kucing yang tidak beruntung.
Kontradiksi ini semakin terlihat jelas di Hari Kucing Sedunia. Hari itu menjadi cerminan dari standar ganda yang kita miliki. Kita merayakan kucing yang lucu dan bersih di media sosial, namun mengabaikan kucing-kucing yang kotor dan sakit di luar sana.