Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ironi Hari Kucing Sedunia: Dielus di Media Sosial, Ditelantarkan di Jalanan

9 Agustus 2025   07:05 Diperbarui: 9 Agustus 2025   07:05 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing liar, kucing jalanan, dan kucing kampung. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Perayaan dan Pujian di Dunia Maya

Hari Kucing Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 8 Agustus, adalah hari di mana media sosial dipenuhi dengan foto dan video kucing. Unggahan-unggahan itu menunjukkan betapa lucunya, menggemaskannya, dan sayangnya mereka. Semua orang seolah berlomba memamerkan kucing peliharaan mereka, dari yang berbulu lebat hingga yang bermata indah.

Ada yang mengunggah foto kucingnya tidur di sofa mewah, ada yang membagikan video kucingnya bermain dengan mainan mahal. Kucing-kucing itu seolah menjadi bintang, disanjung, dan dipuji-puji oleh ribuan bahkan jutaan netizen.

Mereka diberikan makanan terbaik, diajak selfie dengan beragam gaya, dan diperlakukan layaknya anggota keluarga yang paling istimewa. Tidak jarang, kucing-kucing ini memiliki akun media sosial sendiri dengan pengikut yang banyak.

Di hari itu, dunia maya benar-benar terasa seperti surga bagi para kucing. Semua orang menunjukkan cinta, kasih sayang, dan penghargaan mereka terhadap makhluk berbulu ini. Hashtag #HariKucingSedunia atau #InternationalCatDay menjadi trending topic di mana-mana.

Namun, di balik semua kebahagiaan dan perayaan itu, ada sebuah ironi besar yang tersembunyi. Cinta dan kasih sayang itu seolah-olah hanya terjadi di dunia maya. Faktanya, di dunia nyata, banyak kucing yang tidak seberuntung itu.

Perayaan ini menciptakan sebuah image bahwa semua kucing hidup bahagia dan disayangi. Padahal, kenyataan di lapangan berkata lain. Banyak kucing yang justru hidup dalam kondisi yang jauh dari kata layak.

Di hari itu, posting-an tentang adopsi kucing atau kepedulian terhadap kucing jalanan menjadi minoritas. Fokus utamanya adalah pada kucing-kucing yang sudah terawat dan tinggal di rumah yang nyaman.

Inilah awal dari ironi tersebut. Dunia maya seolah menutup mata dari realitas pahit yang terjadi di luar sana. Mereka hanya melihat sisi manis dan menggemaskannya, tanpa mau tahu sisi gelapnya.

Realita Kehidupan Kucing Jalanan

Di sisi lain, saat orang-orang sibuk mengunggah foto kucingnya yang bahagia, di luar sana ada ribuan bahkan jutaan kucing yang berjuang untuk bertahan hidup. Mereka adalah kucing-kucing jalanan, yang tidak punya rumah, tidak punya nama, dan tidak punya pemilik yang menyayangi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun