Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Partner Bisnis Rumahan Sekaligus Saudara: Ini Aturan Mainnya

1 Agustus 2025   06:58 Diperbarui: 1 Agustus 2025   06:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Partner bisnis rumahan bersama saudara. Pentingnya aturan main yang jelas. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Memulai bisnis di kampung halaman bersama keluarga, apalagi dengan saudara kandung, sering kali menjadi impian banyak orang. Kebersamaan, kepercayaan, dan dukungan yang kuat menjadi modal utama. 

Seperti yang kami alami, memulai usaha konvensi kerudung hijab, mulai dari mendesain, menjahit, hingga memasarkan, semuanya kami lakukan bersama-sama. Rasanya menyenangkan bisa kerja bareng saudara, saling bahu-membahu mewujudkan mimpi. 

Namun, di balik kehangatan itu, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Memisahkan urusan personal dengan profesional adalah kunci utama agar bisnis dan hubungan kekeluargaan tetap harmonis.

Perencanaan Keuangan yang Jelas: Memisahkan Duit Bisnis dan Pribadi

Urusan uang adalah salah satu hal yang paling sensitif dalam bisnis, apalagi jika kerja bareng saudara. Di awal, kami sepakat untuk membuat perencanaan keuangan yang sangat jelas. 

Kami duduk bersama dan merinci semua kebutuhan, mulai dari modal awal, biaya produksi, hingga target keuntungan. 

Kami tidak mau ada anggapan "ah, kan sama saudara, gampanglah nanti urusan uang". Sebaliknya, kami justru harus lebih hati-hati. Kami membuat rekening bank terpisah khusus untuk bisnis konvensi ini. 

Dengan begitu, uang bisnis tidak tercampur dengan uang pribadi. Semua pemasukan dan pengeluaran dicatat dengan rapi, sehingga transparansi terjaga.

Setiap minggunya, kami mengadakan pertemuan kecil untuk memantau arus kas. Kami cek berapa bahan baku yang sudah dibeli, berapa upah jahit yang harus dibayarkan, dan berapa keuntungan yang sudah didapat. 

Dengan cara ini, tidak ada satu pun dari kami yang merasa curiga atau tertutup soal uang. Kami benar-benar menganggap ini sebagai bisnis profesional, bukan sekadar "patungan iseng". 

Kami tahu betul, jika urusan uang tidak beres, bukan hanya bisnis yang hancur, tapi hubungan kami sebagai saudara juga bisa rusak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun