Hari pertama sekolah selalu membawa suasana khusus. Ada semangat baru, wajah-wajah antusias, dan sedikit ketegangan yang bercampur jadi satu. Bagi sebagian besar orang, hari pertama adalah momen perkenalan, orientasi, atau sekadar persiapan untuk pelajaran yang akan datang.Â
Namun, di sekolah ini, ada satu elemen yang membuat hari pertama terasa berbeda: Komite Sekolah. Mereka hadir bukan sekadar untuk menyambut, melainkan dengan misi yang lebih besar: memastikan bahwa tahun ajaran baru dimulai dengan konsistensi.
Komite Sekolah, sebuah lembaga mandiri yang terdiri dari orang tua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, dan pakar pendidikan, seringkali dianggap sebagai jembatan antara sekolah dan wali murid. Peran mereka biasanya berkaitan dengan pengawasan, pemberian masukan, atau penggalangan dana.Â
Tapi, pada hari pertama tahun ajaran ini, Komite Sekolah mengambil peran yang jauh lebih proaktif. Mereka ingin menetapkan nada untuk seluruh tahun, seperti seorang konduktor yang memastikan setiap instrumen bermain sesuai irama.
Pagi itu, sebelum bel pertama berbunyi, anggota Komite Sekolah sudah terlihat sibuk. Mereka tidak hanya duduk di meja pendaftaran atau menyambut siswa di gerbang. Mereka berbicara dengan para guru, memastikan jadwal kelas sudah terpasang dengan jelas. Mereka memeriksa ketersediaan buku-buku pelajaran di perpustakaan.Â
Bahkan, beberapa anggota Komite terlihat ikut mengarahkan siswa baru yang kebingungan mencari ruang kelas mereka. Ada energi yang berbeda di udara, sebuah sinyal bahwa hari ini tidak akan berjalan seperti hari-hari pertama yang biasa.
Peran Aktif Komite Sekolah dalam Membangun Konsistensi
Kehadiran Komite Sekolah yang aktif di hari pertama bukan tanpa alasan. Mereka percaya bahwa fondasi yang kuat harus dibangun sejak awal. Jika hari pertama tidak dikelola dengan baik, kekacauan kecil bisa menumpuk dan menjadi masalah besar di kemudian hari.Â
Oleh karena itu, konsistensi menjadi fokus utama mereka. Konsistensi dalam aturan, konsistensi dalam harapan, dan konsistensi dalam komunikasi.
Salah satu fokus utama Komite adalah konsistensi aturan dan disiplin. Mereka tahu betul bahwa siswa, terutama siswa baru, perlu pemahaman yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.Â
Anggota Komite berkeliling, mengamati interaksi antara siswa dan guru. Mereka memastikan bahwa guru-guru menyampaikan aturan sekolah dengan cara yang seragam, tidak ada perbedaan penafsiran antar kelas atau antar jenjang.Â