Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Lebih dari Bakso: Hani, Mimpi dari Pojok Rumah, Cerita Istri Bangun Ekonomi dan Penghasilan

3 Juli 2025   07:21 Diperbarui: 3 Juli 2025   07:21 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak tantangan yang dihadapi Teh Hani di awal-awal usahanya. Cuaca yang tidak menentu, terkadang hujan deras, membuat pembeli enggan keluar rumah. Persaingan dengan pedagang bakso lain juga cukup ketat. Namun, Teh Hani tidak mudah menyerah.

Ia selalu berusaha mencari cara untuk menarik pelanggan. Sesekali, ia memberikan diskon kecil atau bonus kerupuk untuk pembelian tertentu. Ia juga aktif mempromosikan warungnya dari mulut ke mulut, meminta bantuan teman dan tetangga untuk menyebarkan kabar tentang bakso enak di pojok rumahnya.

Rasa bakso Teh Hani memang menjadi andalan. Baksonya kenyal, tidak terlalu banyak tepung, dan dagingnya terasa. Kuah kaldunya bening dan gurih, dengan aroma rempah yang pas. Ditambah lagi, pilihan topping seperti mie kuning, bihun, sawi, tauge, dan taburan bawang goreng yang melimpah.

Pembeli seringkali memuji rasa bakso Teh Hani yang konsisten. Konsistensi dalam rasa adalah kunci penting dalam bisnis kuliner. Teh Hani sangat memahami hal itu, sehingga ia selalu menjaga kualitas bahan baku dan proses memasak.

Dari hari ke hari, warung bakso Teh Hani mulai dikenal. Pelanggannya tidak hanya warga sekitar Arcamanik, tetapi juga beberapa orang dari daerah lain yang sengaja datang karena penasaran dengan bakso dari "pojok rumah" itu. Penjualan baksonya semakin meningkat.

Peningkatan penjualan ini tentu saja berdampak positif pada keuangan keluarga Teh Hani. Uang hasil penjualan bakso digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari membeli kebutuhan pokok sehari-hari, membayar tagihan listrik dan air, hingga ditabung untuk masa depan anak-anak.

Teh Hani merasa sangat bersyukur. Dari usaha kecil di pojok rumahnya, ia bisa merasakan langsung bagaimana kerja keras membuahkan hasil. Ia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada penghasilan suami. Kini, ia bisa turut berkontribusi secara signifikan.

Melihat Teh Hani, banyak tetangga dan kenalannya yang terinspirasi. Mereka melihat bahwa keterbatasan modal atau tempat tidak menjadi penghalang untuk memulai usaha. Yang penting adalah niat, kemauan, dan ketekunan.

Cerita Teh Hani adalah bukti nyata bahwa mimpi bisa dimulai dari hal yang paling sederhana sekalipun. Dari sebuah pojok teras rumah, dengan gerobak bakso dan kerupuk gantung, ia telah merajut impiannya satu per satu.

Ia tidak memandang remeh pekerjaannya. Baginya, setiap porsi bakso yang terjual adalah kontribusi kecil namun berarti bagi keluarganya. Setiap sen yang didapat adalah hasil dari keringat dan usahanya sendiri.

Pojok teras rumah Teh Hani bukan lagi sekadar tempat tinggal. Ia telah berubah menjadi pusat aktivitas ekonomi, sebuah miniatur usaha yang berdenyut setiap hari. Aroma bakso bukan hanya sekadar bau masakan, melainkan aroma semangat dan harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun