Penerapan Bank Sampah Mini: Sekolah mendirikan bank sampah kecil di mana siswa bisa membawa sampah anorganik dari rumah untuk dikumpulkan dan dijual. Uang hasilnya bisa dipakai untuk kegiatan sekolah atau ditabung.
Proyek Daur Ulang Kreatif: Siswa membuat karya seni, mainan, atau barang berguna dari barang-barang bekas di bawah bimbingan guru.
Kampanye Anti-Sampah Plastik: Anak-anak membuat poster, spanduk, atau bahkan pertunjukan kecil untuk mengajak teman dan warga sekolah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Penanaman Pohon dan Pembuatan Kompos: Siswa terlibat langsung dalam kegiatan penghijauan atau mengelola sampah organik menjadi pupuk untuk kebun sekolah.
Kunjungan Edukasi: Mengunjungi TPA lokal (jika memungkinkan dan aman), pusat daur ulang, atau kebun vertikal yang menggunakan kompos dari sampah organik.
Semua kegiatan ini adalah wujud nyata dari bagaimana anak-anak "berbicara" dengan sampah.Â
Mereka tidak lagi melihat sampah hanya sebagai kotoran yang harus dibuang, tetapi sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan, atau setidaknya, masalah yang harus ditangani dengan bertanggung jawab.
Dampak Jangka Panjang: Generasi "Bijak Sampah"
Mengajarkan PLH dengan pendekatan ini memiliki dampak jangka panjang yang luar biasa. Anak-anak yang sejak dini terbiasa "berbicara" dan "mengelola" sampah dengan bijak akan tumbuh menjadi individu yang:
Lebih Peduli Lingkungan: Mereka. memiliki kesadaran tinggi terhadap isu-isu lingkungan dan dampaknya.
Bertanggung Jawab: Mereka memahami bahwa setiap tindakan mereka punya konsekuensi terhadap lingkungan.