Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jalan Terjal Penuh Harapan: Timnas Indonesia Takkan Mundur, Habis-habisan di Laga Pamungkas

29 Mei 2025   19:23 Diperbarui: 29 Mei 2025   19:23 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Timnas Indonesia berpose jelang laga Grup C putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 vs Bahrain. Selasa (25/3/2025). | KOMPAS.com/Adil Nursalam

Tim Nasional Indonesia sedang menghadapi momen paling menentukan dalam perjalanan mereka di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ini bukan sekadar pertandingan biasa, melainkan pertarungan hidup dan mati yang akan menentukan nasib Garuda di kancah sepak bola internasional. 

Seluruh mata pecinta sepak bola Tanah Air tertuju pada dua tanggal penting: Kamis, 5 Juni 2025, melawan Cina di Jakarta, dan Selasa, 10 Juni 2025, menghadapi Jepang di Osaka. Ini adalah momen "habis-habisan" bagi Timnas Indonesia. Tidak ada pilihan lain selain berjuang mati-matian untuk meraih kemenangan.

Situasi saat ini sangat tegang. Persaingan di grup kualifikasi begitu ketat, dan setiap poin sangat berharga. Dua pertandingan terakhir ini akan menjadi penentu apakah Indonesia bisa melaju ke babak selanjutnya atau harus mengubur mimpi Piala Dunia lebih dalam lagi. Tekanan besar ada di pundak para pemain dan staf pelatih. Mereka tahu bahwa jutaan pasang mata di seluruh Indonesia menaruh harapan besar pada mereka.

Persiapan intensif telah dilakukan oleh Timnas Indonesia. Pelatih kepala, Patrick Kluivert, telah memanggil 32 pemain terbaik untuk menjalani pemusatan latihan (TC) di Bali. Pemilihan Bali sebagai lokasi TC bukan tanpa alasan. Suasana yang tenang dan fasilitas yang memadai diharapkan bisa membantu para pemain fokus dan meningkatkan kondisi fisik mereka secara optimal. Mereka berlatih keras setiap hari, pagi dan sore, untuk mematangkan strategi dan membangun kekompakan tim.

Kluivert adalah sosok yang sangat berpengalaman. Ia paham betul bagaimana cara mempersiapkan tim untuk menghadapi pertandingan-pertandingan besar seperti ini. Selama TC, ia fokus pada aspek fisik, taktik, dan mental. Pemain diajak untuk memahami pentingnya setiap detail, mulai dari posisi bertahan, transisi menyerang, hingga penyelesaian akhir. Latihan fisik digenjot untuk memastikan semua pemain berada dalam kondisi prima saat pertandingan tiba.

Namun, dari 32 pemain yang dipanggil, hanya 23 pemain yang akan masuk ke dalam daftar skuad akhir untuk pertandingan. Ini berarti ada sembilan pemain yang harus dipulangkan. Keputusan ini tentu saja sulit bagi Kluivert, tetapi ia harus memilih yang terbaik dan yang paling siap untuk bertanding. Proses seleksi ini sangat ketat, berdasarkan performa selama TC, kondisi fisik, dan kesesuaian dengan strategi yang akan diterapkan.

Setiap sesi latihan di Bali menjadi ajang pembuktian bagi para pemain. Mereka berusaha menampilkan performa terbaik mereka, menunjukkan dedikasi, dan membuktikan bahwa mereka layak berada di skuad inti. Persaingan internal yang sehat ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tim secara keseluruhan. Kluivert dan staf pelatihnya mengamati setiap gerakan, setiap umpan, dan setiap tendangan, untuk memastikan tidak ada detail yang terlewat.

Meskipun persiapan berjalan maksimal, Timnas Indonesia juga dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Kabar kurang menyenangkan datang dari beberapa pemain pilar yang sebelumnya selalu menjadi andalan. Ragnar Oratmangoen dan (kabarnya) Jordi Amat dilanda cedera. Ini tentu menjadi pukulan berat bagi tim, mengingat peran penting kedua pemain ini dalam skema permainan Kluivert.

Ragnar Oratmangoen adalah pemain yang memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang merepotkan pertahanan lawan. Absensinya akan mengurangi opsi di lini serang dan memaksa Kluivert mencari alternatif lain. Sementara itu, Jordi Amat adalah tembok kokoh di lini belakang. Pengalamannya dan kemampuan membaca permainannya sangat dibutuhkan untuk meredam serangan lawan. Kehilangan mereka tentu menjadi ujian bagi kedalaman skuad Timnas.

Namun, dalam setiap kesulitan, selalu ada peluang. Absennya beberapa pemain inti membuka pintu bagi pemain lain untuk menunjukkan kemampuan mereka. Ini adalah kesempatan bagi pemain yang sebelumnya kurang mendapatkan menit bermain untuk membuktikan bahwa mereka juga layak diandalkan. Kluivert dituntut untuk meramu strategi baru dan mencari solusi terbaik untuk menambal lubang yang ditinggalkan oleh pemain cedera.

Di tengah kabar cedera, ada juga berita gembira yang menjadi sorotan. Pelatih Patrick Kluivert memanggil satu nama baru yang menarik perhatian: Beckham Putra. Pemain muda dari Persib Bandung ini baru saja mencetak sejarah dengan membawa klubnya menjuarai Liga 1 Indonesia. Pemanggilan Beckham Putra ke Timnas tentu menjadi angin segar dan menunjukkan penghargaan atas performa impresifnya di level klub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun