Pergi haji itu adalah impian besar buat banyak umat Islam di seluruh dunia, apalagi di Indonesia. Ini bukan cuma perjalanan biasa, tapi perjalanan suci yang ditunggu-tunggu bertahun-tahun lamanya. Rasanya campur aduk, ada senang, haru, deg-degan, semua jadi satu.
Setiap tahun, ribuan, bahkan ratusan ribu orang dari Indonesia berangkat ke Tanah Suci. Mereka datang dari berbagai macam latar belakang, ada yang PNS, petani, pedagang, karyawan, macem-macem profesinya. Tapi tahun 2025 nanti, ada satu hal yang menarik perhatian soal siapa aja yang berangkat.
Menurut data terbaru dari Kementerian Agama (Kemenag), ada satu kelompok yang jumlahnya paling banyak dibanding yang lain di antara jemaah haji Indonesia tahun 2025. Siapa mereka? Ternyata mayoritas atau sebagian besar dari mereka adalah ibu rumah tangga.
Angkanya tak main-main. Berdasarkan data Kemenag yang disampaikan oleh Hilman Latief, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, jumlah ibu rumah tangga yang akan berangkat haji tahun ini mencapai 57.000 orang! Bayangin, lima puluh tujuh ribu ibu dari seluruh Indonesia.
Hilman bilang angka ini memang sudah beberapa tahun belakangan cukup tinggi. Artinya, peran ibu rumah tangga dalam antrean haji di Indonesia itu memang besar banget. Mereka adalah kelompok paling dominan dibanding profesi atau latar belakang lain.
Kita semua tahu, ibu rumah tangga itu perannya luar biasa. Mereka yang ngurus rumah, anak-anak, suami, segala macem urusan rumah tangga. Kadang ada juga yang sambil jualan kecil-kecilan atau kerja dari rumah. Aktivitasnya padat, tapi seringkali tidak dianggap sebagai "profesi" formal.
Nah, buat ibu-ibu ini, berangkat haji itu pasti jadi momen yang sangat dinantikan. Mungkin udah nabung bertahun-tahun, sambil terus berdoa semoga bisa nyampe ke Baitullah. Meninggalkan rumah dan keluarga sebentar untuk ibadah di Tanah Suci pasti jadi pengalaman yang beda banget dari rutinitas sehari-hari mereka.
Perjalanan haji itu sendiri kan cukup menantang. Ada banyak tahapan ibadah, harus jalan jauh, kadang berdesak-desakan, cuaca juga beda sama di rumah. Buat ibu-ibu yang sehari-hari nggak biasa melakukan aktivitas fisik berat atau bepergian jauh sendirian, ini bisa jadi tantangan tersendiri.
Mereka mungkin butuh bantuan lebih, penjelasan yang lebih sabar, atau sekadar ditemani saat menjalani prosesi ibadah. Kadang ada hal-hal spesifik soal perempuan yang lebih nyaman ditanyakan atau dibantu oleh sesama perempuan juga.
Melihat fakta ini, pemerintah Indonesia melalui Kemenag punya perhatian khusus. Salah satu fokus penting di Haji 2025 adalah menyiapkan apa yang disebut "Petugas Ramah Perempuan". Ini bukan cuma nama, tapi konsep layanan yang disiapkan memang untuk kenyamanan jemaah perempuan.
Petugas Ramah Perempuan ini diharapkan punya kepekaan dan pemahaman yang baik tentang kebutuhan jemaah perempuan. Mereka dilatih untuk bisa berkomunikasi dengan baik, memberikan bantuan praktis dan bimbingan ibadah dengan cara yang ramah dan mudah dimengerti, apalagi buat ibu-ibu.