Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Edukasi Mitos Makan Tunggir Ayam: Mengenal Warisan Budaya Sunda dan Implikasinya

4 April 2025   20:07 Diperbarui: 4 April 2025   20:07 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping itu, diskusi yang terbuka dan kritis mengenai mitos juga dapat mendorong pemikiran yang lebih mendalam tentang hubungan antara budaya, kepercayaan, dan kehidupan sehari-hari.

Pada akhirnya, keputusan untuk mempercayai atau tidak mempercayai mitos makan tunggir ayam adalah pilihan pribadi. 

Namun, dengan memahami konteks budaya dan sejarahnya, kita dapat lebih menghargai kekayaan tradisi lisan dan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh para leluhur di Tatar Sunda. 

Ini adalah tentang mengenal identitas budaya kita lebih dalam, bukan semata-mata tentang larangan makan sepotong bagian ayam.

Kesimpulan

Mitos makan tunggir ayam di Tatar Sunda, yang dipercaya dapat membawa kesialan ("dipangnunggirkeun"), merupakan warisan budaya yang kaya akan makna dan nilai-nilai tradisional. 

Meskipun tidak memiliki dasar ilmiah, pemahaman terhadap mitos ini penting sebagai upaya melestarikan kearifan lokal, mengenali cara masyarakat Sunda zaman dahulu menghubungkan makanan dengan nasib.

Akhirnya, mendorong generasi muda untuk menghargai tradisi sambil tetap bersikap kritis dan rasional terhadap kepercayaan yang diwariskan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun