Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ruang Kreatif Anti Premanisme: Dongeng dan Drama Peran untuk Si Kecil di Rumah

23 Maret 2025   14:27 Diperbarui: 23 Maret 2025   14:27 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Ayah bersama anak laki-lakinya. | Image by Unsplash.com/Tahir osman

Di era yang penuh tantangan ini, melindungi si kecil dari pengaruh negatif seperti premanisme menjadi prioritas utama. Rumah, sebagai lingkungan pertama dan utama bagi anak, memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan mental mereka. 

Namun, bagaimana cara efektif menanamkan nilai-nilai positif dan mencegah si kecil terjerumus dalam perilaku premanisme? Jawabannya terletak pada ruang kreatif di rumah, di mana dongeng dan drama peran menjadi alat ampuh untuk mendidik dengan cara yang menyenangkan dan efektif.

Dongeng: Menanamkan Nilai Lewat Kisah

Dongeng adalah jendela dunia yang penuh imajinasi, di mana nilai-nilai luhur tertanam dalam alur cerita yang menarik. Kisah-kisah tentang keberanian melawan ketidakadilan, kejujuran yang membawa kebaikan, dan persahabatan yang tulus, dapat membentuk karakter si kecil sejak dini. Melalui tokoh-tokoh dalam dongeng, anak-anak belajar membedakan antara baik dan buruk, serta memahami konsekuensi dari setiap tindakan.

Pilihlah dongeng yang relevan dengan isu-isu yang ingin ditanamkan, seperti anti-kekerasan, anti-bullying, atau toleransi. Gunakan intonasi dan ekspresi yang menarik saat membacakan dongeng, agar si kecil terhanyut dalam cerita. Libatkan si kecil dengan mengajukan pertanyaan tentang tokoh dan alu OKr cerita, serta ajak mereka berdiskusi tentang pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Dongeng bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang pendidikan. Kisah-kisah yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan dapat membantu si kecil memahami nilai-nilai abstrak seperti keadilan, keberanian, dan empati. Dengan dongeng, kita dapat menanamkan benih-benih kebaikan dalam hati si kecil, yang akan tumbuh menjadi karakter yang kuat dan positif.

Lebih dari sekadar kata-kata, dongeng adalah pengalaman. Melalui dongeng, si kecil belajar merasakan emosi, memahami sudut pandang orang lain, dan merenungkan makna hidup. Dongeng membuka ruang dialog antara orang tua dan anak, di mana nilai-nilai penting dapat dibahas dengan cara yang santai dan menyenangkan.

Drama Peran: Belajar Lewat Pengalaman

Drama peran adalah metode pembelajaran yang ampuh karena melibatkan anak secara aktif dalam simulasi situasi nyata. Dengan memerankan berbagai karakter, mereka dapat merasakan langsung dinamika interaksi, konflik, dan solusi. Ini membantu mereka memahami perspektif orang lain dan mengembangkan empati.

Melalui drama peran, anak-anak belajar mengelola emosi dan merespons situasi sulit dengan cara yang konstruktif. Mereka dapat mencoba berbagai strategi penyelesaian masalah dalam lingkungan yang aman dan terkendali. Ini membangun kepercayaan diri mereka untuk menghadapi tantangan di dunia nyata.

Drama peran juga melatih keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Anak-anak belajar menyampaikan pendapat, mendengarkan orang lain, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan mencegah perilaku agresif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun