Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Liburan Ramadan Impian: DKM Berinovasi, Masjid Jadi Favorit Anak

22 Maret 2025   16:15 Diperbarui: 22 Maret 2025   16:15 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus DKM Al Ikhlas, RW 07, Ciskul, Arcamanik, Bandung, bersama anak-anak Program Ashar Mengaji, Sabtu (22/3/2025). | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Liburan sekolah di bulan Ramadan, hingga menjelang Idulfitri 1446 Hijriah, adalah momen emas bagi anak-anak. Di saat inilah, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) memiliki peluang besar untuk berinovasi, menjadikan masjid sebagai ruang yang digemari anak-anak. Pertanyaannya, bagaimana caranya?

Menciptakan masjid yang ramah anak bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan. Masjid harus menjadi tempat yang menyenangkan, mendidik, dan menginspirasi. Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh dengan kecintaan terhadap agama dan masjid.

Mengapa Masjid Ramah Anak Penting?

Pentingnya masjid ramah anak tidak dapat dipandang sebelah mata, mengingat anak-anak adalah harapan masa depan umat Islam. Menanamkan kecintaan terhadap masjid sejak dini akan membentuk generasi yang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. 

Masjid yang ramah anak menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan edukatif, di mana anak-anak dapat belajar nilai-nilai agama sambil bermain dan berinteraksi dengan teman sebaya.

Di era digital yang penuh tantangan ini, masjid ramah anak menjadi benteng pertahanan bagi generasi muda dari pengaruh negatif teknologi. Dengan menyediakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan bermanfaat, masjid dapat mengalihkan perhatian anak-anak dari gadget dan media sosial. Anak-anak akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu di masjid, belajar tentang agama, dan mengembangkan keterampilan sosial mereka.

Masjid ramah anak juga berperan penting dalam membangun komunitas yang kuat. Ketika anak-anak merasa nyaman dan diterima di masjid, mereka akan merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Ini akan menumbuhkan rasa kebersamaan, toleransi, dan saling menghormati di antara mereka. Masjid menjadi tempat di mana anak-anak belajar untuk peduli terhadap sesama dan berkontribusi pada masyarakat.

Selain itu, masjid ramah anak dapat menjadi pusat kegiatan positif bagi anak-anak di luar waktu ibadah. Dengan menyediakan fasilitas seperti perpustakaan mini, ruang bermain, dan area kegiatan kreatif, masjid dapat menjadi tempat di mana anak-anak mengembangkan minat dan bakat mereka. 

Masjid juga dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan edukatif seperti kelas bahasa Arab, tahfiz Al-Qur'an, dan kajian Islam yang disesuaikan dengan usia anak-anak.

Dengan demikian, menciptakan masjid ramah anak bukan hanya tentang menyediakan fasilitas dan kegiatan yang menarik, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara holistik. Masjid harus menjadi tempat di mana anak-anak merasa dicintai, dihargai, dan diinspirasi untuk menjadi generasi yang saleh dan salehah.

Oleh karena itu, DKM dan seluruh elemen masyarakat perlu bekerja sama untuk mewujudkan masjid ramah anak. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan umat Islam, di mana anak-anak tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan kecintaan yang mendalam terhadap agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun