Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Saat Ramadan Beban Makanan Bertambah, Yuk, Diet Sampah! Bijak Belanja Bahan Makanan

14 Maret 2025   08:37 Diperbarui: 14 Maret 2025   08:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat Ramadan bijak belanja bahan makanan. Belanja bahan makanan organik sesuai kebutuhan dan membawa wadah sendiri. | Image by Feepik

Sisa makanan yang terbuang seharusnya dapat disalurkan kepada mereka yang membutuhkan, atau diolah menjadi hidangan baru yang lezat. Dengan demikian, kita tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga menebar kebaikan di bulan Ramadan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengubah pola konsumsi selama Ramadan. Bijak berbelanja, merencanakan menu dengan cermat, dan mengolah sisa makanan menjadi langkah-langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi limbah makanan. 

Edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya diet sampah makanan juga perlu digalakkan, baik di tingkat keluarga, komunitas, maupun melalui media massa. Dengan demikian, kita dapat menciptakan Ramadan yang lebih berkelanjutan, di mana berkah bulan suci tidak diiringi dengan tumpukan sampah makanan.

Dampak Limbah Makanan

Limbah makanan yang terbuang percuma memiliki dampak yang luas dan mendalam, jauh melampaui sekadar masalah kebersihan. 

Proses pembusukan limbah makanan di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana, gas rumah kaca yang 25 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam memerangkap panas di atmosfer, sehingga berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim dan pemanasan global. 

Selain itu, produksi makanan membutuhkan sumber daya alam yang besar, termasuk air, lahan, dan energi. Ketika makanan terbuang, semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksinya juga terbuang percuma, menciptakan inefisiensi dan ketidakberlanjutan.

Dampak ekonomi dari limbah makanan juga sangat signifikan. Makanan yang terbuang adalah uang yang hilang, baik bagi konsumen maupun produsen. Di tingkat rumah tangga, pemborosan makanan menyebabkan pengeluaran yang tidak perlu. Di tingkat global, limbah makanan menyebabkan kerugian ekonomi triliunan dolar setiap tahun. 

Di samping itu, limbah makanan yang menumpuk di TPA menciptakan beban tambahan bagi sistem pengelolaan sampah, yang seringkali sudah kewalahan. Penumpukan sampah ini dapat menyebabkan pencemaran tanah dan air, serta masalah kesehatan masyarakat akibat bau dan vektor penyakit.

Di sisi lain, limbah makanan juga memiliki implikasi sosial yang serius. Di saat jutaan orang di seluruh dunia mengalami kelaparan dan kekurangan gizi, membuang-buang makanan adalah tindakan yang tidak etis dan tidak bertanggung jawab. 

Makanan yang terbuang bisa saja diberikan kepada mereka yang membutuhkan, atau diolah menjadi kompos untuk menyuburkan tanah dan menghasilkan lebih banyak makanan. Dengan mengurangi limbah makanan, kita tidak hanya menjaga lingkungan dan menghemat uang, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan berkontribusi pada keadilan pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun