Di sebuah pagi yang cerah, tepatnya hari Ahad, 23 Februari 2025, suasana haru dan bahagia menyelimuti sudut ruangan Yayasan Intan Al Sali di Jalan Pasanggrahan No. 15, Cilengkrang 1, Cibiru, Kota Bandung.
Puluhan anak asuh berkumpul, bukan sekadar untuk reuni, tetapi untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kepada sosok yang telah mengubah hidup mereka yakni Bapak Sali Iskandar.
Acara "mapag taun," menyambut bulan suci Ramadan 1446H/2025, menjadi momen istimewa. Bagi mereka, ini bukan hanya tentang menyambut bulan penuh berkah, tetapi juga tentang merayakan keberadaan seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
Mereka adalah anak-anak asuh dengan berbagai keterbatasan, baik ekonomi maupun kemampuan, yang telah merasakan sentuhan kasih sayang dan bimbingan dari Bapak Sali Iskandar.
Perjalanan Panjang Penuh Inspirasi
Bapak Sali Iskandar, dengan hati yang tulus, telah mendirikan tiga yayasan antara lain Yayasan Al Ghifari, Yayasan Intan Al Sali, dan Yayasan Al Aitaam.
Yayasan-yayasan ini menjadi rumah kedua bagi ratusan anak yang membutuhkan. Lebih dari sekadar tempat tinggal, yayasan ini menjadi pusat pendidikan, pelatihan, dan pengembangan diri.
Di bawah bimbingan Bapak Sali, anak-anak asuh mendapatkan kesempatan yang sama untuk meraih mimpi. Mereka dididik, diasuh, dan disekolahkan, bahkan hingga perguruan tinggi.
Beberapa dari mereka kini berkarier di lembaga pendidikan yang didirikan Bapak Sali, sementara yang lain sukses di berbagai bidang, baik sebagai karyawan maupun wirausahawan.
Lebih dari Sekadar Materi
Kisah Bapak Sali Iskandar bukan hanya tentang bantuan materi. Lebih dari itu, ini adalah tentang cinta, perhatian, dan keyakinan pada potensi setiap anak.