Mohon tunggu...
Juhiran RizqiMawani
Juhiran RizqiMawani Mohon Tunggu... UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tafsir Tematik Mengajarkanku: Kesetaraan Gender Adalah Kesadaran, Bukan Revolusi

19 Juni 2025   09:10 Diperbarui: 19 Juni 2025   09:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran tafsir tematik telah membuka ruang baru dalam memahami Al-Qur'an secara lebih terarah, khususnya dalam merespons isu-isu kontemporer seperti kesetaraan gender. Melalui pendekatan ini, saya tidak hanya diajak untuk mengetahui ayat-ayat atau menelaah makna kata per kata, tetapi lebih dari itu, saya didorong untuk menganalisis kumpulan ayat yang relevan secara holistik dan integratif dalam suatu tema tertentu. Salah satu tema yang memberikan dampak besar dalam proses pembelajaran saya adalah tentang kesetaraan gender. Ketika saya memperdalam ayat-ayat yang berkaitan dengan laki-laki dan perempuan, baik dalam konteks penciptaan, hak, kewajiban, maupun peran sosial, saya sampai pada kesimpulan bahwa kesetaraan gender bukanlah konsep asing yang tiba-tiba muncul akibat wacana modernitas, melainkan merupakan cara pandang yang telah ada secara implisit dalam nilai-nilai Al-Qur'an sejak awal.

Tafsir tematik membantu saya menyadari bahwa Al-Qur'an tidak secara eksplisit membedakan nilai kemanusiaan laki-laki dan perempuan. Surah An-Nisa', Al-Ahzab, dan Al-Hujurat, misalnya, menunjukkan bahwa ukuran kemuliaan seseorang bukan terletak pada jenis kelamin, melainkan pada ketakwaannya. Hal ini membawa saya pada pemahaman baru bahwa kesetaraan gender dalam konteks Islam tidak berarti menyeragamkan peran atau menghapus kodrat, tetapi mengakui dan memvalidasi kemampuan perempuan sebagai manusia seutuhnya yang dapat berkarya, berpikir, dan berkontribusi setara dengan laki-laki. Dengan demikian, kesetaraan gender lebih merupakan cara pandang terhadap relasi laki-laki dan perempuan, bukan sebuah gagasan yang belum pernah ada sebelumnya dalam tradisi keislaman.

Lebih jauh lagi, saya merefleksikan bahwa narasi kesetaraan gender hari ini seringkali muncul sebagai upaya afirmasi terhadap potensi perempuan yang kerap terabaikan. Tafsir tematik mengajarkan bahwa Islam justru sejak awal sudah memberikan ruang itu memberi validasi terhadap peran perempuan dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari pendidikan, kepemimpinan moral, hingga partisipasi sosial. Maka, belajar tafsir tematik bukan sekadar belajar agama dalam ruang teks, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa pembebasan dan keadilan bagi semua manusia, termasuk perempuan, sudah menjadi bagian dari nilai-nilai Islam. Kesetaraan gender bukanlah kebaruan, tetapi sebuah keniscayaan yang kadang luput dibaca karena bias cara pandang kita sendiri.

Disisi lain saya merasa bahwasanya kesetaraan gender yang menjadi topik utama dalam pembahasan ini hanyalah sebuah keadaan yangmelibatkan sudut pandang. Sebagai contoh, seorang wanita ingin di setarakan saat sudut pandang mengarah kepada sesuatu yang berdampak dalam kehidupannya seperti jabatan dan lain sebagainya. Namun , ssaat mengganti pembahsan terkait dengan pengorbanan ataupengeluaran tenaga dan energi konsep kesetaraan kadang tak berlaku seperti saat jika terjadi sebuah musibah dalam sebuah perjalanan seperti bus mogok contohnya, tentu arahan yang pertama terpikirkan ialah yang mendorongnya hanyalah laki laki karrena mereka lebih kuat. Jika kesetaraan gendermerupakan sebuahhal yang harus melekat dalam kehidupan maka pola piker tersebut juga harus tertanam dalam segala aspek.

Terlepas dari semua itu, kesetaraan gender juga merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh semua orang. Hal itu juga untuk menjaga martabat seorang wanita yang memang telah memiliki keistimewaan yang tak bisa dipungkiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun