Mohon tunggu...
Julius Deliawan A.P
Julius Deliawan A.P Mohon Tunggu... https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Julius Deliawan A.P adalah seorang guru dan penulis reflektif tentang pendidikan, sejarah, kemanusiaan, sosial dan politik (campur-campurlah). Lewat tulisan, mencoba menghubungkan pengalaman di kelas dengan isu besar yang sedang terjadi. Mengajak pembaca bukan hanya berpikir, tetapi juga bertindak demi perubahan yang lebih humanis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Para Pembenci Yang Tak Pernah Libur

14 Agustus 2025   07:00 Diperbarui: 13 Agustus 2025   22:35 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di republik ini, ada sekelompok orang yang kerjanya luar biasa konsisten: membenci Jokowi. Mereka tidak dibayar APBN, tapi jam kerjanya melebihi PNS. Libur nasional? Tetap benci. Lebaran? Tetap benci. Bahkan saat negara sedang gempa politik, mereka tetap punya prioritas: mencari bahan baru untuk menyerang Jokowi. Dan yang  tidak pernah basi adalah isu ijazah palsu.

Mereka ini mungkin tidak sadar, tapi justru sedang memberi Jokowi hadiah politik yang sangat mahal: simpati publik.

Ijazah Palsu: Menu Favorit yang Tak Pernah Dihabiskan

Isu ini ibarat mie instan politik: gampang dihidangkan, tapi gizinya nol besar. Tidak pernah benar-benar terbukti di pengadilan, tapi selalu diulang-ulang seperti mantra. Mereka mungkin berharap publik akan bosan dengan Jokowi, tapi yang terjadi sebaliknya: publik malah bosan dengan tuduhannya.

Dan seperti biasa, setiap kali serangan itu dilontarkan, para pendukung Jokowi langsung merapatkan barisan. Mereka merasa idolanya sedang diperlakukan tidak adil. Perasaan itu mengikat lebih kuat daripada janji kampanye mana pun.

Lucunya, para pembenci ini tidak paham bahwa loyalitas emosional jauh lebih sulit digoyahkan dibanding sekadar perbedaan pilihan politik. Serangan mereka justru membuat Jokowi tampil seperti tokoh yang selalu dikejar-kejar tapi tidak pernah jatuh dan itu seksi sekali di mata simpatisan.

Mereka yang Dizalimi Selalu Menang di Hati Rakyat

Sejarah politik Indonesia sudah berkali-kali membuktikan: tokoh yang dianggap dizalimi biasanya justru menjadi legenda. Sukarno tetap dielu-elukan bahkan ketika dilengserkan. Gus Dur malah makin dihormati setelah dilengserkan dari kursi presiden. Prabowo yang dulu dijauhi, kini duduk pada jabatan yang sejak lama Ia perjuangkan.

Jokowi sedang berada di jalur yang sama. Bedanya, ia belum tumbang dan mungkin tidak akan, setidaknya dalam makna politik. Ia justru sedang menikmati paradoks langka: dibenci di satu sisi, tapi makin dicintai di sisi lain.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun