Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berdoa dengan Menulis

22 Agustus 2019   06:30 Diperbarui: 22 Agustus 2019   06:54 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar, kompas.com

Pada sebuah acara bina iman, peserta diajari dengan beranekaragam cara dalam berdoa. Memang saya tidak terlalu dapat mengingat, apa dan mengapa doa-doa semacam itu ada dan diajarkan, lengkap dengan alasan-alasan teologis dan alkitabiahnya.

Saya hanya ingat, bahwa doa adalah cara bagaimana umat berkomunikasi dengan Tuhan. Tidak ada cara dan metode terbaik, sebab perjumpaan manusia dan Tuhan itu sangat personal dan unik. Doa menjadi saat dimana umat merasakan sapaan Tuhan dan menerima kehadiranNya.

Lantas saya mulai berpikir, bagaimana dengan menulis?

Ada orang yang dapat menumpahkan banyak hal dengan menuliskan apa yang dirasakan, meski dia bukan penulis. Bahkan tak pernah terbersit untuk menjadi penulis.  

Melalui coretan, ia mengeluh, bersyukur, merenung, berbicara pada dirinya sendiri. Intinya melalui tulisan yang ia buat ia dapat menyampaikan segala perasaan hatinya. Sejujur-jujurnya.

Melalui tulisan dam corat coretnya, orang jadi tahu apa yang sedang bergejolak di hatinya. Kita saja mengerti, apalagi  Tuhan?  Bahkan Tuhan lebih tau manusia ketimbang manusia dalam mengenali dirinya sendiri.

Jika Tuhan tahu segalanya, untuk apa kita berdoa?

Seorang teman pernah bilang, doa itu tentang kita, bukan tentang Tuhan. Karena kita mengucap syukur atau tidak, memyembah atau tidak, taat atau tidak, itu tak mengubah apa-apa. Tuhan tetap melakukan apa yang sesuai dengan kehendaknya. Melakukan apa yang ingin Tuhan lakukan. Jika Ia berkehendak mengasihimu, prilakumu tidak akan pernah sedikitpun dapat mengubahNya.

Berdoa, adalah hak istimewa yang Tuhan beri. Kesempatan yang Ia sediakan, agar kita mengenalnya. Kesempatan bagi kita mengungkapkan apa yang kita rasakan, dengan penuh hormat.

Melalui doa, kita belajar memahami diri sendiri. Meyakini, ada sosok yang selalu ada untuk kita. Mendengar semua keluh kesah. Memberi kesempatan memohon.  Mengajari kita untuk mensykuri setiap hal yang kita alami. Keyakinan itulah memberi kekuatan, sehingga kita dapat menjalani kehidupan dengan perasaan sejahtera.

Ketika menulis, menjadi aktivitas mengungkapkan segala rasa. Menggali lebih dalam apa yang kita rasakan. Mencari berbagai jawaban atas fakta kehidupan. Barangkali ini adalah bagian dari cara Tuhan menemukan kita secara personal. Barangkali inilah bagian dari komunikasi itu. Maka tak berlebihan, jika saya beranggapan bahwa menulis juga merupakan salah satu cara berdoa.

Karena ada saat dimana ketika kita menulis, kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun