Beberapa waktu lalu, Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Partai Nasdem melakukan pertemuan. Diklaim bukan demi melobi terkait revisi UU Pemilu tetapi demi lolos ambang batas presiden di pemilu 2024. Diketahui, jika kedua partai berkoalisi maka sudah  full mengusung capres dengan syarat 20 persen. Meski Nasdem mengakui juga akan membuka komunikasi dengan partai lain.
Apakah akan efektif?
Menjadi pertanyaan, apakah akan efektif antara Nasdem dan Golkar melakukan koalisi mengusung capres sendiri meski pemilu masih lama?. Bisa dikatakan Nasdem dan Golkar curi start untuk mengusung capres sendiri.
Kita ketahui bahwa hangat diperbincangkan bahwa isu Nasdem ingin mengusung Anies Baswedan dalam kontestasi politik tahun 2024 mendatang. Mungkin saja, baik Golkar dan Nasdem sepakat soal capres adalah Anies Baswedan, tetapi partai lain bisa saja tidak sepakat.
Namun, terlalu cepat sebenarnya berdiskusi soal usung mengusung capres di tahun 2024. Sekarang, fokus partai politik dan pemerintah adalah penanganan Covid-19 yang belum usai. Karena itu, beberapa partai besar belum ada berbicara usung mengusung calon sendiri di pemilu 2024.
Oleh karena itu, terlalu cepat sebenarnya. Atau jangan-jangan Nasdem dan Golkar ingin mencari pasangan capres lain dan ingin menyiapkan diri lebih matang dari sebelumnya untuk memenangkan pemilu 2024. Atau ada hal-hal penting lainnya yang ingin mereka bicarakan selain pemilu 2024.Â
Kalau penulis memperhatikan seperti Partai Nasdem ingin mengusung sendiri pasangan calon presiden sendiri dan tak lagi berkoalisi dengan PDIP seperti tahun 2019 lalu.
Tidak ada masalah juga bila Nasdem tidak ingin berkoalisi dengan partai besar lainnya. Hanya cukup mengajak partai Golkar dan partai lainnya selain PDIP maupun Gerindra.
Itulah politik yang punya kepentingan politik masing-masing dan punya calon presiden sendiri dan hal-hal lain dalam pemerintahan. Tapi sebenarnya, fokus Nasdem maupun Golkar membantu pemerintah melawan Pandemi Covid-19. Itu saja.