Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meremehkan Covid-19 dengan Kata "Omong Kosong", Ketika Terkena Akhirnya Menyerah

27 September 2020   14:54 Diperbarui: 27 September 2020   15:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock/halfpoint

Seorang pria di Inggris, Chris Grailey (29) terbaring di kasur rumah sakit karena Covid-19 setelah mengira dia "tidak terkalahkan". Dia kini dirawat di ruang perawatan intensif setelah sebelumnya meremehkan virus Corona dengan mengatakannya sebagai omong kosong. 

"Apa yang saya rasakan pekan lalu adalah yang paling dekat dengan neraka-saya benar-benar duduk disana dan siap untuk menyerah begitu saja," ujar Grailey. Dia mengatakan tidak bisa bernafas dengan normal, berjalan dan bergerak dilansir dari Kompas.com,26/9.

Jangan meremehkan

Menjadi pelajaran yang berharga ketika apa yang dirasakan warga Inggris tersebut buat kita. Di tengah Pandemi Covid-19 masih ada-ada saja warga yang ngeyel protokol kesehatan. Sanksi berupa denda, push up,masuk peti mati dan lainnya sudah diterapkan tapi masih ada juga yang ngeyel terhadap protokol kesehatan.

Belum lagi kerumunan-kerumunan yang terjadi di Tegal, Jawa Tengah lalu bukti baru kengeyelan-kengeyelan dari masyarakat kita. Tidak ada takutnya dengan Covid-19.

Itulah yang dinamakan meremehkan Pandemi Covid-19 ini. Ketika Covid-19 dianggap remeh dan menjangkit diri kita, maka pada saat sakit itulah kata menyerah datang dan mau untuk berubah.

Kita tidak memulai perubahan pada waktu ini atau sejak dini tapi menunggu ketika penyesalan itu datang. Pandemi Covid-19 bukan virus sembarangan karena sudah sekitar 10.000(sepuluh ribu) jiwa meninggal dunia di Indonesia. Itu bukti bahwa Covid-19 benar berbahaya. Tapi masih ada yang meremehkannya. Apakah tunggu terinfeksi baru menyerah?. 

Apa yang disampaikan warga Inggris itu sebagai bentuk peringatan juga buat kita agar tidak meremehkan virus Covid-19. Virus tersebut bukanlah virus yang tidak menular dan berbahaya tetapi sangat berbahaya. Kalau masih tetap perspektif kita seperti itu maka akan terima akibatnya.

Seperti beberapa bulan lalu di Indonesia Lawyers Club atau ILC pernah diwawancarai seorang warga Surabaya yang menganggap remeh Covid-19 dan tidak mau memakai masker, cuci tangan dan protokol kesehatan lainnya. Ketika dia merasakan sakitnya terinfeksi Covid-19, akhirnya dia pun menyerah. Hal itu disampaikan dalam siaran ILC tersebut.

Begitulah karakter dan budaya kita dimana tunggu kena baru bisa berubah. Kita tidak takut terhadap sesuatu hal sebelum kita merasakan sakitnya. Egoisme dan kengeyelan-kengeyelan itu bersatu menjadi satu dan membuat seseorang itu keras kepala.

Belum lagi pilkada serentak tahun ini sudah kita lihat banyak pelanggaran protokol kesehatan dimana banyak massa mendukung pasangan calon pilihannya tanpa jaga jarak dan pakai masker. Ditambah lagi, pernyataan Akhyar Nasution yang mengatakan kemarin bahwa para pasangan calon di pilkada bertarung untuk menang bukan menangani Covid-19. Sungguh itu pernyataan yang menyedihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun