Tak cukup juga seorang Gibran misalnya hanya menginjakkan kaki perlahan di anak tangga. Â Itu tidaklah cukup. Harus dilihat kinerjanya apakah bagus seperti ayahandanya Presiden Jokowi terdahulu.
Tidak boleh juga sembarangan memilih seseorang jadi pemimpin tertinggi di Republik ini. Harus ada pertimbangan matang juga agar masyarakat tidak menjadi korban pemimpinnya yang tidak bekerja atau tidak mampu bekerja.
Sebab itu, Gibran belum dipersiapkan di pemilu 2024 ini, tapi pemilu selanjutnya dan selanjutnya itu sangat mungkin. Kita tinggal tunggu saja sepak terjang Gibran dulu di Solo.
Jika nanti kita sudah puas melihat dan merasakan kinerjanya, maka tak salah bila kita ajak dia menaiki tangga selanjutnya. Itulah yang benar.
Penulis juga melihat seorang Presiden Jokowi sudah menakar dan mempersiapkan Gibran sebagai "kloningan" dirinya untuk Indonesia.