Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rencana Reuni PA 212, Apakah Habib Rizieq Hadir?

3 November 2019   22:28 Diperbarui: 3 November 2019   22:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: CNN Indonesia/Bisma Septalisma

Persaudaraan Alumni (PA) 212 berencana menggelar reuni Akbar di Monas. Dalam poster tertulis: "Insya Allah akan dihadiri IB-HRS merujuk Habib Rizieq Shihab" (Sumber:cnnindonesia.com, 3/11/2019).

Terkait dengan itu, sebenarnya tidak ada masalah, baik hadir atau tidaknya Habib Rizieq. Habib Rizieq masih berkewarganegaraan Indonesia, jadi kapanpun pulang tidak ada yang melarangnya.

Cuma menurut saya, ada sebuah ketakutan kemungkinan besar dari Habib Rizieq terkait kepulangannya. Apakah mungkin karena kasus yang menjeratnya waktu lalu diungkap kembali?.

Terlepas dari itu, biarlah penegak hukum yang bekerja untuk itu. Kita hanya bisa pasrah dan menerima semua konsekuensi hukum yang ada.

Tidak ada yang bisa mengintervensi hukum yang ada, karena hukum dibuat untuk dipatuhi dan dijalankan sebagaimana mestinya. Hal itu agar terciptanya keadilan dan kemanfaatan dan kepastian hukum.

Kalau saya pribadi, andai pun Habib Rizieq pulang, baiknya juga kita terima beliau dengan lapang dada. Menganggap beliau adalah bagian dari kita sebagai sebuah bangsa.

Sebagai sesama bangsa, memang tidak diajarkan untuk saling membenci dan merasa iri dan dendam.

Selanjutnya, semoga andai kehadiran Habib Rizieq benar, diharapkan beliau juga bisa introspeksi diri agar menjadi pribadi yang baik. Tidak lagi melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan.

Banyak laporan waktu lalu kepada beliau, semoga itu tidak terulang lagi. Saatnya kita membangun bangsa dan negara ini lebih baik di periode kedua Jokowi.

Tantangan bangsa saat ini adalah radikalisme, intoleransi, hoaks dan ujaran kebencian. Cara untuk meminimalisir itu, setiap pihak harus berpikir positif, bertindak positif dan menghormati sesama suku, agama, ras dan antargolongan.

Ketika itu tidak kita laksanakan, maka percayalah bibit radikalisme dan intoleransi akan tumbuh dengan sendirinya. Yang susah adalah kita-kita juga. Keinginan kuat pemerintah saat ini adalah untuk memerangi radikalisme, intoleransi dan kebencian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun