Ada kritik sosial disini bagaimana kampung Don akan mengalami penggusuran dan didalamnya ada keterlibatan Pak Kades. Pak Kades menangkapi hantu-hantu dari kuburan kuno , termasuk orang tua Meri karena benci kuburan almarhumah istrinya juga kena penggusuran. Hmm tipikal kalau dia tidak Bahagia, maka orang lain juga tidak boleh Bahagia.
Adegan kejar-kejaran antara kelompok Don dengan Pak Kades cukup seru, walau aku agak bingung sih kok bisa radionya digunakan untuk menangkap roh-roh. Namun, yah anggap aja gelombang radio tertentu bisa untuk mengundang hantu dan menjebaknya seperti di beberapa film hantu, jadi ya gpp deh. Kukira tokoh antagonisnya itu ya cm si Atta, ternyata malah Pak Kades hehehehe.
Film ini sudah dikerjakan sejak tahun 2020 oleh Ryan Adriandy sebagai sutradara dengan melibatkan 420 kreator animasi. Artinya film ini sudah diproses selama lima tahun. Visinema sebenarnya cukup berani sih memproduksi film ini tapi kalau aku piker-pikir film ini  Visinema memang bukan PH yang komersil saja, mungkin semacam subsidi silang. Jadi kalau rugi ya tidak rugi-rugi amat. Film ini selain diputar di Indonesia juga akan diputar di 17 negara. Sedihnya nih anak-anak yang diincar malah pada nonton film Indonesia lain seperti Qodrat 2 dan Pabrik Gula. Hadehhhh, tapi ya sudah gak apa-apa.
Adanya bunga Citra Lestari, Ariel Noah, Cinta Laura, Ariyo Wahab serta Angga Yunanda sebagai pengisi suara tentu menjadi daya Tarik film ini juga. Jika kalian memang mendukung  perkembangan industry animasi di Indonesia, saran saya adalah, yuk nonton film ini. Tidak rugi kok.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI