Fungsi Regulasi dan Sinyal
Fungsi regulasi protein memiliki peran dalam mengatur jalur metabolisme dan komunikasi sel. Sebagai contoh Insulin yang merupakan protein hormon yang dapat berinteraksi dengan reseptor spesifik pada membran sel, yang kemudian memicu fosforilasi intraseluler oleh enzim kinase. Proses tersebut dapat mengaktifkan jalur metabolik seperti transduksi sinyal PI3K-AKT, yang mengatur transport glukosa dan sintesis glikogen. Di sisi lain, transcription factor seperti p53 dan NF-B berfungsi dalam pengaturan ekspresi gen, dengan cara mengenali dan berikatan pada promoter DNA secara spesifik. Aktivitas tersebut dipernagauhi oleh modifikasi pasca-translasi seperti fosforilasi, yang menentukan afinitas terhadap DNA dan interaksi dengan protein regulator lain.
Fungsi Imunologis
Protein imun seperti imunoglobulin berperan dalam pengenalan dan netralisasi patogen. Struktur Y dari antibodi memiliki domain variabel yang berinteraksi dengan antigen spesifik. Dalam konteks vaksin dan imunoterapi, rekayasa protein epitop digunakan untuk merangsang respons imun adaptif. Pembentukan kompleks antigen-antibodi berperan dalam aktivasi sistem komplemen dan fagositosis. Lebih jauh nantinya teknik seperti ELISA dan Western blot digunakan untuk mendeteksi interaksi antigen-protein dengan sensitivitas tinggi (Yuswadinata & Wathoni, 2021).
Sumber rujukan
Ferrier, D. R. (2020). Biokimia Edisi Keenam Jilid Satu (pp. 9--27).
Rosana, D. (2019). Struktur dan Fungsi Protein. Universitas Terbuka, 450.
Sari, M. I. (2007). Struktur Protein. Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara.
Sirajuddin, N. T., Wiwin, W., Efendi, M. R. S., Karuwal, R. L., Monica, R. D., Sinay, H., Nursinar, S., Agustian, D. R., Puspita, E. V., & Pattipeilohy, M. (2024). Pengantar Ilmu Biologi. CV. Gita Lentera.
Wahyudiati, D. (2017). Biokimia. Leppim Mataram.
Yuswadinata, N. S., & Wathoni, N. (2021). Tinjauan bentuk sediaan farmasi mengandung peptida. Majalah Farmasetika, 6(1), 121--128.