Mohon tunggu...
Jovan Vincenzo
Jovan Vincenzo Mohon Tunggu... Pelajar

Belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ketika Fobia, Sandiwara, dan Krisis Keteladanan Menjadi Cermin Negeri

30 September 2025   22:27 Diperbarui: 30 September 2025   23:51 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi leadership. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Disebutkan bahwa Prabowo harus menyudahi drama yang dilakoni para anak buahnya, sebab semrawutnya penanganan kasus ini akan menambah ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah.

Kritik ini menegaskan bahwa masalah pagar laut bukan sekadar soal pelanggaran tata ruang, melainkan uji kredibilitas pemerintah dalam menegakkan hukum. Kasus ini memperlihatkan betapa hukum mudah sekali dikooptasi oleh kepentingan ekonomi dan politik. 

Ketika hukum dipentaskan layaknya sandiwara, rakyat kehilangan pegangan, dan negara kehilangan wibawa.

Keteladanan yang Hilang

Budiman Tanuredjo mengingatkan kita pada sumpah dan etika yang kini hanya menjadi teks mati. Ia menulis bahwa bangsa ini banyak kehilangan muazin, namun belum mampu memunculkan muazin bangsa yang baru. Krisis teladan inilah yang membuat reformasi terasa jalan di tempat.

Dua puluh enam tahun pasca-1998, masalah yang sama seperti korupsi, ketidakadilan, dan lemahnya hukum masih menghantui. 

Elite politik kerap lupa pada sumpah dan janji, sementara rakyat dipaksa menelan kekecewaan demi kekecewaan. Krisis keteladanan adalah luka bangsa yang tidak bisa disembuhkan hanya dengan regulasi, tetapi membutuhkan sosok yang benar-benar berintegritas.

Cermin untuk Bangsa

Ketiga artikel tersebut seakan saling melengkapi. Fobia menunjukkan betapa masyarakat mudah diarahkan pada ketakutan semu. Sandiwara politik menggambarkan lemahnya wibawa hukum. Krisis keteladanan mempertegas hilangnya kompas moral bangsa.

Inilah wajah negeri kita, sebuah potret yang pahit, tetapi perlu kita hadapi. Karena hanya dengan bercermin pada kenyataan, bangsa ini bisa mulai berbenah. 

Tantangannya tentu tidak ringan, tetapi jika ketakutan bisa diubah menjadi kesadaran, sandiwara diganti dengan penegakan hukum yang tegas, dan krisis keteladanan dijawab dengan lahirnya pemimpin bermoral, maka harapan itu masih ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun