Mohon tunggu...
Jovan.A.R.
Jovan.A.R. Mohon Tunggu... S1 Ilmu Sejarah UI

Anak Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Pertamina dan Pentingnya Nama Baik dalam Dunia Bisnis

20 September 2025   14:04 Diperbarui: 21 September 2025   12:36 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SPBU Pertamina  (Sumber: www.seva.id)

Beberapa minggu terakhir bukanlah waktu yang baik untuk SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) swasta, khususnya Shell and British Petroleum (BP). Meskipun tidak sepi peminat, kedua perusahaan itu terpaksa menutup banyak SPBU dan merumahkan pegawai-pegawainya karena masalah pembelian bahan bakar minyak (BBM) dengan Kementerian ESDM. Kebijakan impor BBM satu pintu menghambat chain supply SPBU swasta sebab Perusahaan seperti Shell, BP, dan Vivo diwajibkan membeli BBM dari Pertamina. Jika dilihat dari kacamata nasionalisme, kebijakan impor satu pintu adalah kebijakan yang patut didukung karena sumber daya alam yang vital seperti BBM tidak boleh dikuasai oleh segelintir kelompok. Apalagi, semua SPBU swasta di Indonesia adalah milik perusahaan asing. Namun, secara etika ekonomi, kebijakan impor satu pintu adalah aturan yang licik. Pasalnya, kebijakan tersebut diterapkan di saat adanya fenomena peralihan konsumsi BBM dari Pertamina (BUMN) ke perusahaan swasta seperti Shell dan kawan-kawan. Disinilah terlihat sebuah mismatch antara pemerintah dan masyarakat.

Kementerian ESDM mencuci tangan dari masalah ini. Pertama, Dwi Anggia, juru bicara dari Kementerian ESDM, memberi pembelaan bahwa pemerintah tidak membatasi pembelian BBM dari pihak swasta. Ia juga menuturkan bahwa kuota impor bagi pihak swasta telah ditambah. Alhasil, pemerintah secara tidak langsung menyalahkan pihak swasta yang tidak mengantisipasi lonjakan permintaan. Kedua, pemerintah gagal melihat permasalahan ini secara menyeluruh. Bahlil Lahadalia, menteri ESDM saat ini, menyuruh pihak swasta yang kekurangan BBM untuk hanya perlu membeli dari Pertamina. Jawaban tersebut bukanlah solusi. Meskipun harga BBM di SPBU swasta lebih mahal, minat masyarakat tidak turun. Bahkan banyak orang yang rela menempuh jarak jauh demi membeli BBM olahan swasta. Kebijakan impor satu pintu juga mengupas satu hal yang sedang terjadi dalam masyarakat, yaitu Pertamina sedang mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat.

Ada tiga alasan dari fenomena tersebut. Pertama, tiap perusahaan memiliki resep/ formula BBM yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ada bensin yang lebih penggunaannya lebih hemat daripada yang lain atau bensin A yang lebih bersih dibanding bensin B. Dalam kalangan pengguna mobil dan pecinta dunia otomotif, BBM milik pertamina dipandang kurang berkualitas. Bahkan pada bulan Mei tahun ini, Mufti Anam, anggota DPR dapil Jatim-II, melontarkan kritik kepada Pertamina setelah ia menerima laporan bahwa banyak warga yang motornya sering mogok karena BBM berkualitas buruk. Alasan kedua terletak pada masalah pelayanan. SPBU swasta memang mahal, namun ada timbal baik yang bermanfaat yang diperoleh seperti toilet yang lebih bersih serta pegawai yang lebih ramah dan terampil. Belum lagi soal pelayanan tambahan seperti pencucian kaca mobil gratis bagi pengguna Shell. Masalah pelayanan adalah salah satu penghambat dari kegiatan Pertamina dalam pasar. Selain adanya keluhan pelayanan yang kurang memuaskan dan SPBU yang kurang bersih, muncul kesaksian bahwa banyak SPBU Pertamina yang tidak bisa menerima pembayaran cashless. 

Faktor kualitas dan pelayanan tergolong masih belum mengancam Pertamina. Harga BBM milik swasta lebih mahal berarti hanyalah kelas menengah dan kelas atas yang pasti setia memakainya. Selain itu, jangkauan SPBU Swasta masih terbatas. Penjualan BBM di luar Jawa dimonopoli oleh Pertamina dan di jawa sendiri, SPBU Swasta hanya beroperasi di Jabodetabek dan beberapa perkotaan berpenduduk tinggi seperti Surabaya dan Bandung. Semua berubah ketika faktor ketiga muncul di tahun 2025, setelah Kejaksaan mengungkap mega korupsi di dalam Pertamina. Kasus tersebut sangat menghancurkan reputasi Pertamina sebab selain kerugian negara dikisarkan mencapai angka kuadriliun, muncul isu bahwa bensin pertamax adalah hasil oplosan dari pertalite. Bahkan ada sebuah candaan bahwa pertamax adalah pertalite yang tidak mengantri. Meskipun isu pertamax oplosan tidak benar karena yang namanya BBM pasti dicampur dengan formula lain dan oplosan hanyalah bahasa Jawa dari kata blending, pandangan pertamax sebagai oplosan pertalite masih melekat di dalam pikiran masyarakat. Alhasil, Pertamina telah kalah dalam satu hal yang sifatnya lebih krusial dibanding kualitas produk dan pelayanan, yakni nama baik.

Permasalahan pasokan BBM SPBU swasta sudah mulai mencapai titik temu. Kemarin (19/9), Bahlil sudah mengumumkan bahwa pihak swasta akan membeli BBM dari Pertamina. Sang Menteri juga berjanji stok BBM swasta akan terpenuhi tujuh hari kemudian. Bila semuanya berjalan lancar, Shell dan kawan-kawan dapat beroperasi kembali dengan lancar dan karyawan-karyawan mereka tidak perlu khawatir akan layoff. Namun, ada satu pihak yang sebenarnya kalah dalam masalah ini dan pihak yang yang dimaksud bukanlah SPBU swasta, tetapi Pertamina. Kini, reputasi Pertamina semakin turun. Sudah dipandang tidak berkualitas dan korup, sekarang Pertamina (sekaligus pemerintah) dipandang sebagai preman pasar yang seenaknya menjegal pesaingnya. Tidak seperti isu pertamax campuran, rakyat melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana SPBU-SPBU swasta dicekik dan pekerja-pekerjanya dirugikan oleh negara itu sendiri. Pertamina mungkin sulit bangkrut, tetapi mereka harus menempuh fase perombakan seperti yang dialami PT KAI pada masa Jonan. Bila Pertamina mengalami krisis besar, akan mustahil untuk mendapatkan sedikit simpati dari masyarakat yang sudah dikecewakan.

Daftar Referensi:

Berminggu-minggu BBM di SPBU Shell & BP-AKR Kosong, Jawaban Bahlil Selalu Sama. (2025, September 16). Kumparan. Diakses pada tanggal 19 September di https://kumparan.com/kumparanbisnis/berminggu-minggu-bbm-di-spbu-shell-and-bp-akr-kosong-jawaban-bahlil-selalu-sama-25raZdccMxo. 

CNBC Indonesia. 2025, 4 Maret. Heboh BBM Oplosan & Pertamax Hasil Blending, Ahli ITB Beri Penjelasan [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=mYPLZ-qDZNs. 

CNN Indonesia. 2025, 17 September.  Stok BBM SPBU Swasta Minim, Ada Apa? [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=Zvs2Qd5CgxE. 

Finka, D. (2025, Mei 24). DPR Kritik Kualitas BBM Pertamina yang Buruk. Kabar Bursa. Diakses pada tanggal 20 September 2025 di https://www.kabarbursa.com/makro/dpr-kritik-kualitas-bbm-pertamina-yang-buruk. 

Muliawati, F. D. (2025, September 19). Penjelasan Lengkap Bahlil Lahadalia Soal Kesepakatan Pasokan BBM SPBU Shell-BP. CNBC Indonesia. Diakses pada tanggal 20 September 2025 di https://www.cnbcindonesia.com/news/20250919174140-4-668590/penjelasan-lengkap-bahlil-soal-kesepakatan-pasokan-bbm-spbu-shell-bp. 

Rasyid, H. (2025, Maret 3). Dampak Kasus Pertamax, SPBU Swasta Kian Ramai. Kabar Bursa. Diakses pada tanggal 20 September 2025 di https://www.kabarbursa.com/makro/dampak-kasus-pertamax-spbu-swasta-kian-ramai. 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun