Mohon tunggu...
Suandri Ansah
Suandri Ansah Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis

Penulis partikelir | temenngopi.co

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

73 Tahun Indonesia Merdeka, tapi Belum Tahu Maknanya

19 Agustus 2018   19:02 Diperbarui: 19 Agustus 2018   19:30 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kekuasaan berhasil dipindahkan ke tangan bangsa Indonesia, menyisakan "dan lain-lain" yang belum terungkap maksudnya. Goenawan Mohammad menyebut "dan lain-lain" adalah pengakuan, jika "kemerdekaan" adalah sebuah wacana, ia sebuah wacana yang belum selesai.

Serupa hidup, "dan lain-lain" adalah misteri yang berlanjut. Pasti atau mungkin, tegas atau ragu, gelap atau terang. Dalam bentuknya yang lain, "dan lain-lain" adalah notasi ghaib yang belum disingkapkan Tuhan hingga ada ikhtiar yang mewujudkan. Sebagai sebuah ketergesa-gesaan, "dan lain-lain" adalah kekuatan.

Kemudian, rakyat urunan tafsir "dan lain-lain", yang sebenarnya hanya diketahui Hatta dan Tuhan yang Maha Esa. Ada yang menyatakan pemindahan ekonomi, budaya, ada yang bilang pendidikan, olahraga, hukum, hak asasi, dan sebagainya. Masing-masing kepala memiliki "dan lain-lain" versinya sendiri. Versi kondisional saat ini: Haga telur mahal. Rupiah melemah terhadap dolar. Utang negara meningkat.

Ignas Kleden pernah menulis untuk Kompas edisi  20 Agustus 2015, "Pemindahan kekuasaan" yang dinyatakan dalam proklamasi hendak diselesaikan "dalam tempo sesingkat-singkatnya", tetapi kemudian kita berurusan dengan "pemindahan budaya" yang mungkin belum selesai juga setelah lewat 70 tahun.

Pemindahan budaya yang diungkapkan Ignas membuka peluang untuk diganti dengan pemindahan ekonomi, hukum, politik, dan sebagainya sesuai yang dirasakan bangsa saat ini. Pemerintah sebagai tali sambung proklamator bertugas memindahkan "dan lain-lain" itu kepada rakyatnya sendiri. (bukan memindahkan apa yang sudah ada pada rakyat ke luar). Dengan cara seksama dan tempo yang sesingkatnya. Sesingkat kehidupan manusia di dunia.

Suandri Ansah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun