"Apakah semua orang yang datang dalam hidup kita benar-benar kebetulan?"
Pertanyaan ini mungkin terdengar sederhana, tapi sering kali menggema dalam benak ketika kita menghadapi pertemuan yang membekas, entah dalam bentuk luka atau pelajaran hidup.Â
Antoine de Saint-Exupry, dalam karyanya yang legendaris The Little Prince, menulis: "It is only with the heart that one can see rightly; what is essential is invisible to the eye."Â
Ya, tak semua yang hadir bisa kita pahami dengan logika. Sebab dalam setiap perjumpaan, terselip pesan kehidupan yang tak selalu dapat dijelaskan, namun bisa dirasakan.Â
Dan dari sanalah, kita belajar memaknai hidup bukan hanya dari apa yang tinggal, tapi juga dari apa yang sempat singgah.
Dalam perjalanan hidup, kita akan bertemu dengan begitu banyak orang. Beberapa hadir hanya sebentar, sebagian menetap lebih lama. Ada yang membawa cahaya, ada pula yang menyisakan luka.Â
Namun satu hal yang pasti: tidak ada satu pun pertemuan yang benar-benar kebetulan atau hampa makna. Setiap perjumpaan selalu membawa pesan, entah untuk dikenang, direnungi, atau dijadikan pelajaran yang memperkaya batin.
Pertemuan dalam hidup sejatinya adalah ruang belajar. Terkadang, pelajaran terbesar justru datang dari mereka yang membuat kita kecewa, menangis, atau merasa tidak berharga.Â
Antoine de Saint-Exupry, penulis The Little Prince, pernah menyampaikan bahwa hal-hal terpenting dalam hidup tidak selalu bisa dijelaskan dengan kata-kata---mereka hanya bisa dirasakan dan dihayati.Â
Begitu pun dalam relasi antar manusia. Tak semua kehadiran membawa senyum, tapi bahkan kehadiran yang menyakitkan pun memiliki tempatnya sendiri dalam proses pembentukan diri.