Mohon tunggu...
Joseph Imanuel Setiawan
Joseph Imanuel Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Joseph IS

Cerdas adalah mengenal diri dan menjadi dewasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjauhi Kebebasan yang Menyebabkan Kemunduran

18 Desember 2020   18:43 Diperbarui: 18 Desember 2020   18:51 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak ingin. 'bebas' ? Tak ada perintah, rutinitas, tuntutan, peraturan, atau bisa melakukan apapun yang diinginkan mungkin sebagai salah satu gambaran kehidupan yang ideal. Lagi pula apalah sebenarnya gunanya manusia mengikuti aturan yang ada, bukankah manusia dilahirkan dengan diberikan hak asasi dan  menerima hak untuk menjadi tuan atas dirinya sendiri? Atau, bukankah juga manusia ditakdirkan untuk menjadi penguasa  atas dirinya sendiri?

Segala tindakan manusia yang selalu ingin bebas tersebut timbul dari proses berpikir. Memang sebagai bagian dalam tubuh yang merupakan pengendali tindakan manusia, otak sang produsen pemikiran sangatlah berperan banyak. Segala tindakan tubuh satu individu dikendalikan oleh otak, baik yang sadar atau secara otomatis. Jadi memang pemikiran lah yang bertanggung jawab atas setiap kebebasan seseorang. Memang pada hakikatnya pikiran seorang manusia sangatlah bebas dan tak dapat dibatasi. Pikiran sangatlah  bebas dan luas dan relatif sesuai apa yang di-input oleh individu seseorang di sepanjang perjalanan dan pengalaman hidupnya.

Segala ilmu pengetahuan yang telah dipelajari oleh setiap orang membuktikan manusia tak dapat hidup bebas di dunia, dimanapun itu. Dengan adanya ilmu pengetahuan, membuktikan manusia diberikan pembatasan pemikiran secara formal. Ilmu hukum, politik, fisika matematika, ekonomi dan sebagainya, merupakan hasil pemikiran dan kesepakatan dari pendahulu di peradaban masa lalu. Tujuan mereka adalah untuk mempermudah kehidupan manusia di peradaban selanjutnya. Setiap  gagasan yang kemudian dijadikan logika dan etika dan menjadi disiplin ilmu yang terus dipelajari dan dikembangkan sampai sekarang, itulah yang dikenal dengan filsafat.

Sementara itu, sebagai penghilang kakunya kehidupan dengan adanya segala kepastian ilmu, manusia menghadirkan filosofi. Filosofi dibuat manusia untuk menyelaraskan kepastian dan ketidakpastian. Kebebasan mulai hidup lagi karena filosofi mulai diakui. Filosofi yang biasanya dapat ditemukan dalam sebuah seminar atau khotbah, memang lah terlihat lebih fleksibel.

Filosofi terus berkembang dan lebih dapat mengikuti perkembangan zaman, karena memang kadang dibuat berdasarkan hal-hal yang masih hangat. Dan nampaknya memang filosofilah yang lebih melekat pada hati manusia, terkadang siapapun dapat menghasilkanya. Hal ini pula sangat mudah diterima, karena filosofi dianggap lebih bersahabat tanpa memandang  golongan tertentu.

Memang lah menanggapi setiap pemikiran tak dapat dipandang sembarangan.  Kebebasan memang lah sudah menjadi cita-cita bagi banyak orang. Namun kebebasan hanyalah bisa terlaksana jika manusia hidup sendiri. Saat manusia ditempatkan dalam satu lingkungan dan banyak interaksi di sana, kebebasan itu tak akan sepenuhnya dapat tercapai. Karena setiap orang memiliki kebebasan untuk berpikir dan berpendapat, maka akan selalu konflik karena kesalahpahaman dan perbedaan paham. Sehingga memang lah aturan diperlukan untuk memberikan batasan bagi kebebasan setiap orang agar berlaku sesuai porsinya masing-masing dan sebisa mungkin menghindari konflik.

Jadi dimanapun keberadaan manusia, pastilah ada aturan, baik tertulis dan tidak  atau formal dan tidak, yang harus diikuti. Alih-alih menggunakan kebebasan untuk keluar dari aturan, lebih baik menyesuaikannya. Terlebih lagi jika aturan dijadikan sebuah komitmen yang ada dan disepakati. Jangan sampai dengan kebebasan yang kita inginkan dan buat menyebabkan kemunduran di tengah kemajuan. kekacauan yang akan terjadi ketika kebebasan tak terarah seperti manusia di peradaban sebelum adanya aturan dan keteraturan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun