Mohon tunggu...
Joseph Imanuel Setiawan
Joseph Imanuel Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Joseph IS

Cerdas adalah mengenal diri dan menjadi dewasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Malu, Salah Satu Warisan Bangsa Indonesia

3 Desember 2020   22:18 Diperbarui: 3 Desember 2020   22:23 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa malu pasti dimiliki setiap orang. Namun pastinya berbeda kadarnya pada setiap orang. Ada banyak juga orang yang tak mau bergaul dengan rasa malu, tapi ada pula yang bahkan bersahabat dengannya. 

Rasa malu digambarkan sebagai perasaan menutupi diri atau menghindari sesuatu yang dianggapnya tidak nyaman. Bisa pula timbul perasaan malu jika satu individu tak dapat memenuhi harapan lingkungan sosial mengenai nilai dan norma yang berlaku.

Semakin berkembangnya zaman, manusia kini dituntut untuk dapat lebih percaya diri dalam menyatakan pikiran dan pendapatnya. Hal itu dikatakan sebagai salah satu kunci untuk menjadi sukses. 

Percaya diri diharapkan sejalan dengan inisiatif dan keberanian untuk dapat menciptakan inovasi yang memerlukan juga kreativitas. Dengan rasa percaya diri yang baik seseorang lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain dan juga menyesuaikan diri dalam menghadapi tantangan. Dalam batas yang masih wajar rasa percaya diri sangat menguntungkan dan bermanfaat.

Tentunya kepercayaan diri yang berlebihan juga tidak baik. Hal ini sering mengundang masalah. Orang yang over confidence/ sombong sering tak mampu menyadari jika ia berbuat suatu kesalahan. Namun menjadi pemalu yang terlalu berlebihan pun tak baik pula. Banyak kesempatan akan terlewat jika tak punya kepercayaan diri yang cukup.  

Saat ini, dengan adanya sosial media dengan penggunanya yang semakin banyak, semakin banyak juga informasi yang akan didapatkan dan juga berbagai pendapat tentang itu. Informasi yang datangnya bisa dari mana saja membuat kebingungan di sana-sini. Saling melontarkan informasi yang kadang belum jelas kebenarannya ditambah saling adu pendapat dengan pandangan masing-masing, membuatnya semakin kacau.

Prinsip sederhana dari warisan leluhur bangsa ini  tentang tata krama dan nilai ramah-tamah mengajarkan kita. Budaya untuk saling menjaga hubungan baik mengajarkan untuk merasa malu jika kita berbuat salah. Merasa tak enak jika merepotkan orang lain.

Nilai itu pun yang bisa kita gunakan sampai  saat ini. Berpikirlah lebih jauh atas tindakan yang akan dilakukan. Malu lah untuk menyebarkan sesuatu yang tak pasti kebenarannya. Malu lah untuk menghina atau merendahkan orang lain. Malu lah jika menyalahkan orang lain sedangkan kita belum berbuat apa-apa. Malu lah untuk menjatuhkan orang lain.  

Memang di tengah ingar-bingar kehidupan saat ini, ajaran leluhur kita masih sangat berguna dan berharga. Tata krama dan keramahtamahan yang diajarkan turun temurun dan sudah menjadi ciri khas yang dikenal bangsa asing. Tak ada salahnya untuk melestarikan nilai budaya semacam itu. Untuk apa melupakan budaya yang sangat bernilai itu.

Tentu menjadi harapan, walaupun banyaknya percampuran budaya, nilai-nilai budaya yang baik janganlah ditinggalkan. Jangan biarkan kerukunan bangsa ini pudar karena ketidaksiapan menghadapi kemajuan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun