Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bukan Mendewakan Guru, tetapi Kebajikan

12 Maret 2024   18:37 Diperbarui: 12 Maret 2024   18:46 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen penulis (12/03/2024) Komunitas Guru Belajar Nusantara

Egosntris mejadi dasar ketidak berpihakan pada masalah yang sedang terjadi. Sikap ini dapat memicu gerakan sikap apatis di belakang layar. Persoalan yang terjadi dapat diakui secara konsensus lokal sebagai masalah biasa.

Dimanakah nilai sopan santun, tata krama, budaya yang telah sekian lama diwariskan oleh nenek moyang, sebagai nilai luhur yang harus dijaga dari zaman ke zaman?

Perilaku adalah hasil dari pembentukan local wisdom.  Local wisdom merupakan nilai luhur yang menunjang keberadaan sesorang sebagai pribadi yang harus dihargai, diharmoti, bukan dilucuti pakiannya, dipukul, bertindak tidak senonoh.

Globalisasi telah merengut roh local wisdom pada generasi Z. Sikap cepat ambil keputusan salah-tidak secara matang, akan menimbulkan kesalahan fatal. Kecemasan, tidak ada tujuan hidup yang jelas, hasrat juang rendah, sehingga menciptakan generasi stroberi.

Sesuatu yang dilakukan guru di kelas sebenarnya suatu didikan, tetapi dianggap sebagai pelanggaran, atau bahkan mengekang identitasnya sebagai siswa. Alhasil, yang dilakukan adalah mengambil tindakan dengan cara melaporkan kejadian di sekolah kepada orang tua atau keluarga.

Baik, bila orang tua menanggapi dengan positif. Artinya orang tua melihat ada sisi lain yang dilakukan guru, seperti menanmkan nilai tanggung jawab, kerja keras, kepedulian terhadap diri sendiri. Apa yang dilakukan guru, pada dasarnya adalah mendidik, bukan menciptakan tindakan kekerasan terhadap siswa. Ini adalah tanggapan yang membangun budaya berpikir positif. 

Budaya berpikir orang tua demikian, sungguh mengalami dampak terhadap proses bagaimana anak menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah sikap yang kurang baik. Dan pada saat itulah, anak belajar memecahkan masalah. Namun, ketika orang tua menerima laporan dari siswa, tanpa berpikir panjang, melakukan aksi kekerasan, saat itulah orang tua mendukung, bahkan memberi ruang zona nyaman kepada anaknya.

Kebajikan menanggapi setiap masalah adalah keutamaan. Harus diakui bahwa guru di era sakarang tidak luput dari kesalahan. Sikap bijak adalah kemerosotan nilai moral yang merenggut karakter  generasi Z. Siapa yang beratnggung jawab, terhadap masalah tersebut?

Bila guru dipandang sebagai orang tua kedua dari siswa, maka proses pembentukan karakter dapat dilakukan oleh guru melalui proses pembinaan, pendampingan, pembiasaan. 

Tanggung jawab guru bukan sekadar mengajar, mentransfer ilmu. Lebih dari sekadar mengajar, guru memikirkan apa usaha yang dilakukan untuk siswanya demi menumbuhkan budaya positif, seperti student well being, melakukan perbaikan terhadap sikap yang tidak pantas, menciptakan suasana belajar yang nayaman, kehadiran guru dapat diterima oleh siswanya.

Kompleksitas ini merupakan rahasia terselubung, tidak diketahui banyak orang, dan ia berjuang mengupayakan nilai-nilai ini demi kelangsungan hidup siswanya. Namun, bila kemerdekaan guru di dalam kelas dirampas secara sepihak dengan melakukan aksi kekerasan, maka tujuan mulia guru dalam mengimpelementasikan harapan kepada murid menjadi berkarakter, memiliki ethos kerja telah mengalami kehilangan tujuan yang jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun