Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Sabak hingga Gawai, Semangat Belajar Mengajar Harus Tetap Menyala

26 November 2020   07:15 Diperbarui: 27 November 2020   04:43 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: www.usnews.com)

Untuk keperluan menulis di papan, guru menggunakan kapur batangan. 

Umumnya berwarna putih, tetapi tersedia juga kapur tulis dengan berbagai warna. Namun kapur berwarna ini jumlahnya lebih terbatas, sehingga sering kali diambil oleh anak-anak untuk dibawa pulang.

Kapur putih sudah jauh lebih enak digunakan dibandingkan dengan menuliskan grid pada sabak. Untuk menghapus tulisan di papan tulis pun sangat mudah, hanya dengan menggunakan penghapus papan yang terbuat dari kayu dengan permukaannya dilapisi semacam sponge.

Biasanya, sisa kapur tulis yang sudah sangat pendek tidak lagi digunakan oleh guru untuk mengajar. Anak-anak biasa menggunakannya untuk saling lempar atau untuk menulis di tembok sekolah atau dinding kelas.

Ilustrasi (Sumber: www.salamyogyakarta.com)
Ilustrasi (Sumber: www.salamyogyakarta.com)

Namun, kapur sebenarnya sangat tidak sehat digunakan sebagai alat untuk belajar mengajar di kelas. Debu yang dihasilkan dari menghapus tulisan kapur pada papan, dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan pernafasan jika terhirup oleh hidung.

Penggunaan kapur dan papan tulis hitam tentu saja hanya saat belajar di dalam kelas. Karena telah tersedia kertas dan pensil, siswa menuliskan materi yang diajarkan guru di buku sehingga dapat dibaca kembali saat mengulang pelajaran di rumah.

Era kapur tulis dengan dampak buruk debu yang dihasilkannya pun kemudian digantikan dengan kehadiran spidol dan whiteboard yang kita gunakan untuk proses belajar mengajar di kelas saat ini. 

Tidak hanya ada di dalam kelas, whiteboard dan spidol juga lebih aman untuk belajar anak-anak di rumah. Namun di saat PJJ sekarang ini, whiteboard di kelas juga sudah tidak pernah digunakan lagi oleh guru untuk mengajar. Saat ini guru memberikan materi pedlajaran melalui buku cetak atau bahan ajar digital.

Bahan ajar yang digunakan saat ini dikemas berupa teks berbentuk file. Atau dapat pula kombinasi antara teks, suara dan gambar yang dikemas dalam bentuk video pembelajaran yang dikirimkan oleh guru berupa link YouTube atau file video melalui komputer atau gawai.

Bagi keluarga-keluarga tertentu yang tidak memiliki komputer atau laptop, gawai menjadi media belajar untuk menerima file materi pelajaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun