Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengenal Dunia Keuangan dan Bagaimana Menjadi Investor Cerdas

29 Juli 2020   20:09 Diperbarui: 30 Juli 2020   17:02 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi investasi (Sumber: Shutterstock.com)

Jumlah setoran awal ini juga tergantung pada saham apa yang akan dibeli. Sebagai pengetahuan awal, setiap pembelian saham saat ini mengharuskan kita membeli sebanyak 1 lot atau setara dengan 100 lembar saham. Jika saham ABCD dijual dengan harga Rp1000 per lembar, maka butuh investasi awal sejumlah 100 x Rp1000, atau sama dengan Rp100.000 untuk membeli 1 lot saham ABCD.

Untuk menentukan saham yang akan dibeli, tentu kita harus lebih dulu mengenali dengan baik perusahaan yang akan kita beli sahamnya. Proses mengenal perusahaan ini dapat dilakukan dengan melakukan analisa fundamental perusahaan.

Dalam melakukan analisa fundamental, kita perlu menggali informasi sebanyak mungkin terkait perusahaan tersebut untuk memastikan kinerja perusahaan ke depan sehingga dana yang kita investasikan dengan membeli saham akan memberikan keuntungan.

Analisis fundamental mencakup keseluruhan bisnis yang dijalankan perusahaan termasuk laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan secara terbuka dan bagaimana prospek pasarnya ke depan. 

Bagi kita yang memilih untuk berinvestasi jangka panjang, salah satu indikator sederhana yang dapat menjadi acuan adalah memilih saham dari perusahan dengan kapitalisasi pasar besar, konsisten menghasilkan laba dan rajin membagikan deviden.

Setelah melakukan analisa fundamental, kita juga perlu melakukan analisis teknikal yaitu dengan menganalisis data historis terkait perubahan harga saham, volume perdagangan dan beberapa indikator lainnya. Dengan melakukan analisa teknikal, kita tidak seperti sedang berjudi dalam dunia saham, tetapi memutuskan berinvestasi setelah melakukan analisa secara keilmuan pasar modal.

Salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk melakukan analisa teknikal adalah metode moving average atau menghitung rata-rata bergerak harga dari suatu saham. 

Metode moving average inilah yang saya kaji secara teori di tesis program master saya seperti yang saya sampaikan di awal tulisan ini. Saya menggunakan bobot eksponensial pada rumus moving average untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang.

Selain memilih berinvestasi jangka panjang, kita juga dapat melakukan trading atau jual beli dalam jangka pendek. Atau bahkan juga short trading yaitu beli saham di awal pembukaan hari perdagangan dan menjual kembali di sore hari saat penutupan jika telah memperoleh keuntungan yang cukup.

Di era desruptive saat ini, dimana pandemi telah membuat segala sesuatu menjadi sangat tidak pasti, volatilitas saham dapat terjadi dengan sangat tinggi. Dalam satu hari perdagangan, harga saham bisa drop jatuh dengan sangat drastis namun bisa juga naik secara fantastis.

Jika kita dapat melihat dan memperkirakan saham-saham bagus yang akan naik dalam satu hari perdagangan, membeli saham tersebut tentu akan dapat memenuhkan pundi-pundi kita secara cepat. Namun sebaliknya, jika kita kurang cermat, maka dalam satu hari bisa jadi kita akan mengalami kerugian yang sangat dalam. Inilah dinamika dalam investasi saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun