Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Hari Pentakosta dan Hari Lahir Pancasila dalam Satu Bingkai Kasih

30 Mei 2020   22:02 Diperbarui: 1 Juni 2020   23:02 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : parokistpaulusdepok.org

Ketika membaca nats ini, saya sampai pada kesimpulan bahwa tugas para murid sebagai saksi adalah menceritakan kebaikan-kebaikan Tuhan kepada orang lain. Hal ini sangat memungkinkan dapat dilakukan karena Roh Kudus telah diam di hati para murid.

Lalu, apa makna perayaan hari Pentakosta bagi kita umat kristen saat ini?

Pertama, hari Pentakosta mengingatkan kita bahwa Roh Kudus yang dijanjikan itu telah dicurahkan kepada setiap orang percaya, termasuk bagi kita umat kristen masa kini.

Menyadari bahwa Roh Kudus telah tinggal di hati setiap orang percaya, mengingatkan kita agar tidak lagi sembarangan menjalani kehidupan. Orang kristen yang hidupnya sembarangan, sesungguhnya tidak mencerminkan Roh Kudus yang telah tinggal di hatinya.

Kehadiran Roh Kudus di hati kita, juga bertujuan menguduskan dan membersihkan hidup kita dari dosa-dosa. Karena itu, tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya adalah bersungguh-sungguh menuruti dan menaati perintah Tuhan untuk meninggalkan dosa-dosa.

Sebagai orang kristen yang tinggal di tengah masyarakat yang majemuk, tugas kita adalah menjaga hidup kita tetap bersih dan berintegritas, agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Hal ini jugalah yang seharusnya kita kejar, kita harus selalu kedapatan bersih dan tak bercela sebagai orang Kristen di kantor atau tempat kita bekerja.

Kedua, hari Pentakosta mengingatkan kita kembali tentang tugas kita untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Terutama di saat sulit seperti sekarang ini, tugas kita makin relevan sebagai pemberita kabar baik kepada orang lain.

Sebagai seorang pemberita kabar baik, tugas kita adalah menceritakan kebaikan Allah dan karya keselamatan yang dikerjakan Yesus di kayu salib bagi orang-orang yang belum mendengarkannya. Memberitakan tentu tidak hanya dengan memproklamirkan kabar baik itu, namun hidup kita sendiri juga harus menjadi kabar baik bagi orang lain. 

Kapan terakhir kali kita memberikan kabar baik dari Tuhan? Bagaimana hidup kita sebagai seorang saksi Tuhan di tengah dunia saat ini? Mari merenungkannya sejenak.

Saat ini, berita-berita hoax telah menjadi berita tidak baik yang dengan mudahnya sampai di telinga kita. Dengan kemampuan menyaring berita yang terbatas, terkadang berita hoax telah membuat banyak orang jadi stres dan saling menyalahkan satu sama lain. Tugas kita sebagai saksi Kristus masa kini adalah tidak turut menyebarkan berita-berita hoax yang belum tentu kebenarannya.

Termasuk berita-berita dan informasi soal covid-19. Pandemi covid-19 ini telah cukup membuat kehidupan kita terasa sulit. Tetapi meneruskan berita-berita buruk dan melemahkan semangat harus kita hentikan. Gunakanlah handphone untuk menyebarkan hal-hal baik dan bermanfaat bagi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun