Mohon tunggu...
Jordan Fanily
Jordan Fanily Mohon Tunggu... pelajar

konten menarik mengenai masa depan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cahaya Lelatu di waktu yang tepat

4 Agustus 2025   21:00 Diperbarui: 29 Agustus 2025   09:57 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: unikversiti.blogspot.com

Lelatu, pancaran keindahan alam malam, hadir sebagai simbol cahaya, sumber harapan dan kebahagiaan jiwa manusia.

Lelatu adalah kata yang tidak akrab namun selalu kita temukan di sekitar kita setiap hari. Bentuknya tidak hanya terpaku sebagai percikan cahaya biasa meliputi berbagai macam makna. Sering kali, lelatu diartikan sebagai percikan api yang ada ketika kita membakar sesuatu atau percikan dari gesekan kedua logam. Kata "lelatu" berasal dari bahasa Jawa yaitu "latu" yang memiliki makna api. Namun, karena adanya perkembangan zaman, lelatu menjadi kata yang sering digunakan dalam karya sastra atau puisi yang menginterpretasikan simbol harapan. Dalam sastra modern, lelatu digambarkan sebagai sinar harapan dalam kegelapan pada suatu masa. Bayangkan sebuah desa yang diserang monster, hanya menyisakan satu anak selamat. Dari dalam dirinya pada hari itu, lahirlah semangat lelatu, yang kelak membuatnya menjadi pahlawan. .

Setiap hari kita melihat banyak bentuk lelatu, api unggun yang berkobar, kembang api pada malam perayaan. Kilatan ini selalu mengambil perhatian kita. Karena hal itu, lelatu bisa dijadikan sebagai simbol ide penciptaan yang mengawali berbagai macam karya manusia. Penggunaan kata ini menjadi bukti bahwa sesuatu yang kecil akan bisa menimbulkan dampak yang menggelegar. Sebuah percikan yang akan mengawali kebangkitan karya umat manusia. Sehingga lelatu dapat menjadi kata yang mewakili suatu hal yang kecil dapat berarti sangat luar biasa.

Lelatu bukan sekadar percikan cahaya, tetapi simbol harapan yang mampu menyelamatkan semanagat hidup.

Selain penggunannya sebagai kata yang ditemukan setiap hari. Lelatu memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Misalnya, dalam tradisi Jawa, dipercayai bahwa lelatu (simbol percikan cahya) merupakan sebuah jalan untuk mempererat hubungan dengan kekuatan alam semesta. Di lain sisi, pemaknaan kata lelatu bisa juga berhubungan dengan ilmu pengetahuan terutama ketika seorang ilmuwan yang mendapatkan "percikan ide". Dari percikan ide yang sederhana akan menjadi tanda perkembangan kemajuan peradaban umat manusia. Jika diperdalam lagi lelatu dapat dimasukan juga dalam konteks psikologis sebagai sebuah harapan ketika seseorang ingin memasuki babak baru dalam kehidupan, diawali dari kobaran semangat untuk bertahan dan melangkah setiap harinya. Dengan demikian, lelatu merupakan simbol yang akan menuntun perubahan dalam kehidupan. 

PERJALANAN MENCARI SANGKAKALA

Matahari yang terik membuat Visec tak sanggup membuka matanya. Ia menaruh tangannya di atas matanya untuk menghalangi sinar matahari masuk ke dalam matanya. Ia pun membuka matanya dan berjalan ke luar dari tendanya, keadaan begitu sunyi, tidak ada bunyi apapun di sekitarnya. Bahkan suara hewan, udara, dan rekan-rekannya tidak terdengar sama sekali. Ia kembali ke tendanya mengambil pakaian zirahnya. Tiba-tiba, sebuah lelatu muncul dari atas kepalanya. Cahaya yang menyilaukan itu membuat penglihatannya gelap selama beberapa saat. Saat matanya tertutup ia mendengar sebuah pesan: "Carilah sangkakala agar  kesengsaraanmu berakhir." Kemudian ia membuka matanya dan bingung dengan hal yang baru terjadi.

Berhari-hari pesan itu terngiang di pikiran Visec. Dengan penuh keyakinan, ia memulai perjalanannya dari tenda, tempat ia tinggal sebelumnya. Ia berjalan setiap harinya dan tidak menemukan manusia satupun, setiap harinya ia lalui dengan perjuangan yang keras. Pikiran yang sudah mulai kacau membuat ia berkali-kali berpikir untuk bunuh diri. Namun, setiap ia ingin melakukannya akan selalu ada lelatu yang sangat terang dan membuatnya berhenti. Hari ke-477 perjalanannya, Visec tampak kurus, lemah, dan putus asa. Tak lagi sanggup menahan beban, ia berdiri di tepi jurang berkabut, siap melompat.

Tapi keajaiban terjadi  ia menangkap sebuah kilasan cahaya. Sebuah lelatu muncul, semakin lama semakin dekat, hingga akhirnya visec menyadari: itulah Sangkakala yang selama ini ia cari . Ia pun segera berlari ke terompet itu dan meniupnya, beberapa detik kemudian pecahan lelatu di angkasa mulai bertaburan. Seketika Visec pingsan, lalu terbangun dengan infus di tangannya. Ia berada di rumah sakit. Di dinding ruangan itu, terpajang gambar Sangkakala.

Seperti Visec, kita membutuhkan 'lelatu' dalam kehidupan untuk membangkitkan harapan di tengah gelapnya kesulitan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun